Selasa, 16 Desember 2008

PRESIDEN BUSH DILEMPAR SEPATU

Presiden Bush dilempar Sepatu

Presiden George W. Bush dalam konferensi press dengan P M Irak, Nuri Maliki yang diadakan di Baghdad dilempar dengan sepatu ke arah mukanya oleh wartawan Channel TV Irak, Al-Baghdadiyah, pada hari Ahad, 14 Desember 2008. Muntazar Zaidi sang wartawan, melempar sepatunya ke arah Bush di Podium bersama Maliki sebanyak dua kali sambil berteriak, ‘ Ini dia akhirnya’. Sedangkan menurut wartawan AFP Zaidi mengatakan, ‘Ini hadiah perpisahanmu, Anjing’.

Presiden Bush melakukan kunjungan mendadak di Irak, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke Afghanistan sebagai perpisahan masa pemerintahannya sebagai presiden AS yang akan berakhir pada bulan Januari 2009. Irak dan Afghanstan, merupakan dua negara kaya, Irak dengan minyak dan Afghanistan dengan heroin, yang menjadi target pendudukan AS, dengan dalih menciptakan demokrasi di negara tersebut, tapi tidak berhasil demokrasi dicapai di kedua negara tadi. Amerika sebagai Negara adikuasa sedang berpesta dengan kesombongan dan kecongkakan, menginjak-nginjak hak asasi manusia bangsa-bangsa yang tidak dengar kemauannya. Memang ada plesetan adagium yang ditulis di uang kertas US Dolar, ‘In GOD We trusth’. GOD disitu adalah kepanjangan dari ‘Gold’, Oil dan Drug. Jadi Tuhan orang Amerika adalah gold, oil dan drug. Dimana di dunia ini terdapat ketiga barang tersebut, maka AS akan berada disitu.

Beberapa hari lalu (sabtu, 13 Desember 2008) Menteri Pertahanan AS, Robert Gates dalam the Manama Dialogue, the 5th International Institute for Starategic Studies (IISS) Regional Security Summit yang diadakan di Bahrain tgl. 12-14 Desember 2008 meminta agar Irak diikutsertakan ke dalam Organisasi Negara Teluk (GCC Gulf Countries Cooperation), dimana sebelumnya AS menentang masuknya Irak ke dalam GCC ketika dipimpin oleh Presiden Saddan Husein. Ketika boneka AS yang menjadi penguasa di Irak (Maliki cs) justru AS minta untuk diajak masuk ke organisasi yang dulu ditentangnya. Tapi permintaan Menhan AS tersebut ditolak oleh GCC.

Propaganda Presiden Bush yang lain adalah alasan penjajahan AS terhadap Irak yang ternyata tidak terbukti. Dalih adanya senjata pemusnah massal tidak ditemui dan hal ini diakui oleh Bush sebagai kebohongan informasi intelejen AS. Kebohongan George Bush ini sudah dapat dikategorikan sebagai ’penjahat perang’ yang telah membantai ribuan rakyat Irak dan Afghanistan.

Sementara itu, Organisasi Amal wa’tashimo pimpinan Dr. Aisyah Muammar Gaddafi menganugerahkan penghargaan ’al-Syaja’ah’ (Pemberani) kepada Zaidy. Keberanian Zaidy melakukan perlawanan terhadap kediktatoran Bush membangkitkan semangat juang rakyat Irak dan juga Arab akan harga diri mereka yang teraniaya selama ini. Rakyat Irak dari berbagai elemen dan pegawai publik menuntut agar Zaidy dibebaskan, begitu juga para advokat dan pengacara di seluruh Irak siap membela Zaidy dalam sidang perkaranya; bahkan masyarakat Arab seiya sekata dalam soal Zaidy tersebut. Karena dalam sejarahnya orang Arab tidak pernah bersatu dalam berbagai persoalan, kecuali pada zaman nabi saja.

Zaidy menjadi bintang di seluruh dunia, minimal dunia Arab. Berbagai perusahaan menawarkan dia untuk bekerja di tempat itu. Misalnya, Al-Jadidah Channel dari Lebanon mengajukan penawaran pekerjaan kepada Zaidy. Channel tersebut terkenal anti AS dan cenderung beraliran kiri, apabila Zaidy menerima tawaran tersebut maka gajinya akan dibayar sejak peristiwa pelemparan sepatu ke muka George W. Bush. Bahkan kepada seorang warga Saudi dari Suku Qabilah Asir di Saudi akan membeli sepasang sepatu Zaidy tersebut seharga US $ 10 juta (Rp 1,1 Triliun) yang akan diwariskan kepada keturunannya sehingga menjadi tempat ’ziarah dan kenangan akan keberania’ mereka anugerah kebebasan. Para Suku Qabilah Asir melakukan solidaritas akan mengumpulkan uang urunan bila pihak lelang menaikkan harga sepatu dari yang ditawar. Bahkan katanya ada seorang kaya Mesir manawarkan putrinya untuk dinikahinya dan diangkat sebagai menantu.

Di lain pihak seorang warga negara Mesir menawarkan putrinya berusia 20 tahun untuk menikah dengan Ziady. Putri tersebut bernama Amal Saad Gumaa mengatakan bahwa dia setuju dengan idea tersebut. ”ini bisa merupakan kehormatan bagi saya. Saya bangga tingga di Irak, khususnya jika saya bersama di Jagoan tadi’. Ayahnya, Saad gumaa mengatakan bahwa dia sudah mengontak saudara laki-laki zaidy, Dergham mengenai penawaran dia menjadikan zaidy sebagai menantunya. ’Saya tidak mendapatkan yang lebih berharga dari menjadikan dia sebagai menantu, dan saya akan menyiapkan segala sesuatunya mengenai pesta perkawinan’.

Di Bahrain, seorang pebisnis Bahrain asal pakistan Quresh Khan Buneeri memberikan sebuah limousine Mersedes 6 pintu kepada Zaidy. Limousine buatan tahun 1990 diberikan sebagai rasa bangga dan apresianya kepada Zaidy yang menjadi sebuah icon bagi dunia Arab. Saya rasa semua penghargaan pantas diberikan kepadanya karena dia telah membangkitkan nasionalisme Arab yang terpuruk dan dia merasa bahwa dia tidak sendirian.

Enaaaaaaaaakkkkkk tenannnnnn Bung Zaidy?????

(Koran Int. Al-Arab, London, 17 Desember 2008,the Tripoli Post, 20-26 desember 2008, dan berbagai sumber)

Minggu, 07 Desember 2008

GRAND SYEIKH AL-AZHAR MELUKAI PERASAAN UMAT ISLAM DAN WARGA MESIR


Kelompok parlemen dari kubu Ikhwan Muslimin di Mesir mengingkari (istankara) di Mesir Kamis, 27 nopember 2008 dimana Syeikh Al-Azhar Imam Akbar syeikh Prof. Dr. Muhammad Sayid tantawi bersalaman dengan Presiden Israel, Simon Peres pada saat pertemuan yang dilakukan di Dewan Umum PBB bulan ini (Nopember) untuk mendiskusikan mengenai dialog agama. Wakil Ketua Umum kelompok Parlemen Ikhwan Muslimin bahwa kelompok tersebutmelihat bahwa Syeikh Al-Azhar dan Imam Akbar menyalami Simon Peres dengan kedua tangan beliau menyakiti perasaan Mesir, rakyat Mesir dan juga Al-Azhar Asy-Syarif.

Mereka menjelaskan dalam keterangan tersebut bahwa salaman tersebut terjadi pada saat israel melakukan blokade terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza. Salaman tersebut juga disertai dengan senyuman dan wajah sumringah yang menyebabkan mayoritas rakyat Mesir terkesima dan bengong. Mereka menuntut Syeikh Al-Azhar tersebut untuk meminta kepada umat Islam mengenai salaman tersebut. Perbuatan tersebut ditolak dan tidak layak dengan perjuangan rakyat Palestina yang selalu mendapat penindasan yang tidak berperikemanusiaan oleh Israel.

(Koran Al-Arab Int., London, 28 nopember 2008).

BAND CEWEK PERTAMA SAUDI

Nampaknya bahwa suara-suara wanita Saudi sudah mulai bergaung. Setelah sekian abad dibawah dominasi laki-laki dan wanita mempunyai peran dalam kehidupan masyarakat kecuali melahirkan dan melayani suami. Hal ini ditandai dengan didirikannya sebuah group band cewek pertama Saudi. Nama groupnya adalah ‘The Accolade’. Mereka memainkan musik mereka di pesta-pesta di komplek perumahan yang biasanya ditempati warga asing. Langkah ini boleh jadi masuk dalam agenda perubahan yang disuarakan oleh LSM Internasional yang menuntut didobraknya ‘fundamentalisme’ dan dominasi laki-laki serta adanya perubahan bagi wanita Saudi di masyarakat.

Salah seorang pendiri band tersebut, Dina (21 tahun) pemain gitar, mengatakan bahwa generasi baru saat ini berbeda dengan generasi jadul. Segala sesuatu pasti berubah. Para aktifis Saudi juga menyuarakan sama dengan suara-suara LSM asing. Beberapa Organisasi Wanita di Saudi menuduh tidak adanya kesadaran kaum lelaki Saudi terhadap hal tersebut. Protes tersebut misalnya dilakukan melalui lagu yang diciptakan oleh group tadi berjudul ‘Pinokio’ yang sudah diliris melalui internet sebagai protes mereka. Walaupun mereka sudah melakukan seperti itu, tapi masih sulit untuk mendobrak dominasi ‘raja’ laki-laki yang mengkampanyekan beristri 4 (poligami) – sebagai catatan bahwa pria Saudi banyak yang beristri 4, bahkan menikahi lebih dari 4 orang wanita, tapi diceraikan dan hanya mempertahankan 4 orang istri saja, dan hal ini diekspor ke Indonesia melalui kawan-kawan aktifis kelompok tertentu yang dipengaruhi oleh pemikiran Wahabi (di Saudi dikenal Salafi). Tapi menurut lamya, juga pendiri dan vocalis band tersebut, bahwa mereka tetap berjuang menuntut perubahan terhadap wanita Saudi, walaupun kami dibilang orang gila. Yang penting adalah adanya perubahan bagi kami. Dikatakan bahwa tatanan masyarakat Saudi banyak menghambat wanita Saudi dalam kehidupan keseharian mereka seperti tidak boleh mengendarai mobil, bepergian tanpa pendamping muhrim.

Para pendukung HAM Barat mengkritik Saudi dengan penerapan secara ketat konsep salafi dengan superioritas laki-laki sehingga para wanita Saudi yang sudah melek pendidikan menuntut hak mereka yang semakin hari semakin terakumulasi sehingga menimbulkan reaksi yang mendapatkan tanggapan dari masyarakat wanita disana. Langkah protes tersebut misalnya mereka menuntut diperbolehkan dapat menyetir mobil sendiri, hal ini merupakan langkah pertama dalam sejarah di Saudi, dimana di Negara tersebut satu-satunya Negara di dunia yang tidak membolehkan wanita mengendarai mobil.

Para mengamat menyatakan bahwa Saudi sekarang sudah mulai patuh pada ‘tuan uncle Sam AS’ berdasarkan pernyataan Raja Abdullah bin Abdul Aziz yang menyerukan kebebasan individu, khususnya pada dialog agama yang diprakarsai oleh Raja Saudi tersebut di PBB New York baru-baru ini.

Koran Al-Arab Int., London, 28 Nopember 2008-12-07

Selasa, 02 Desember 2008

PEMIMPIN LIBYA MENGADAKAN PEMBICARAAN MELALUI TELEPON DENGAN PRESIDEN BUSH


Untuk pertama kali pada tgl. 17 Nopember 2008 Pemimpin Libya, Kol. Muammar Gaddafi mengadakan pembicaraan melalui sambungan telepon dengan Presiden AS, George W. Bush. Dalam pembicaraan tersebut Presiden Bush mengungkapkan keinginan negaranya untuk membina hubungan bilateral yang abadi dan kuat antara AS dengan Libya. Dia juga mengatakan rasa bahagianya dapat melakukan pembicaraan melalui sambungan telepon dan berjanji akan berkirim surat secara tertulis dalam waktu dekat dalam rangka membina hubungan yang lebih baik antara AS dan Libya. Presiden Bush juga mengharapkan dapat bertemu dengan Pemimpin Libya dalam waktu mendatang.

SAIFUL ISLAM GADDAFI BERTEMU DENGAN PENASEHAT KEAMANAN NASIONAL DAN MENLU AS


Saiful Islam Gaddafi, Ketua Yayasan Amal Internasional Gaddafi mengadakan pertemuan di Gedung Putih dengan Ketua Penasehat Keamanan Nasional AS, Stephen Hadley. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Asisten Menlu AS, David Welch dan Asisten Penasehat Keamanan Nasional. Pertemuan tersebut merupakan pertemuan pertama yang dilakukan antara AS dengan Libya yang dilaksanakan di Gedung Putih. Dalam pertemuan tersebut kedua belah pihak menegaskan keinginan kedua Negara untuk memperkuat hubungan di bidang politik, ekonomi dan kebudayaan pasca pencabutan sanksi embargo PBB yang dikenakan terhadap Libya. Dalam kunjungan tersebut Saiful Islam Gaddafi juga mengadakan serangkaian pertemuan dengan anggota kongres dan senat AS yang mendukung semua usaha yang dilakukan untuk menormalisasi hubungan diplomatik antara AS dan Libya.

Dalam kesempatan kunjungan ke AS tersebut, Saiful Islam juga bertemu dengan Menlu AS, Condoleezza Rice. Dalam pertemuan tersebut keduanya memfokuskan pembicaraan pada masalah hubungan bilateral kedua Negara.

PEMUDA ZUWARAH MERAYAKAN PARADE KEPEMUDAAN

PEMUDA KOTA ZUWARAH MERAYAKAN PARADE KEPEMUDAAN

Para pemuda kota Zuwarah, wilayah Nuqat al-Khams menyatakan kebanggaan mereka dengan terpilihnya kota tersebut oleh Pemimpin Libya, Kol. Muammar Gaddafi dalam menyampaikan pidato Zuwarah yang sangat hiatoris pada tahun 1973 dimana dalam pidato tersebut pemimpin libya menyerukan reformasi manajemen administrasi negara dan kebudayaan. Mereka juga menyatakan pada parade kepemudaan tersebut bahwa rakyat Libya tidak menikmati kemerdekaan dan kebebasan yang sebenarnya kecuali setelah terjadinya revolusi Al-Fatih. Mereka juga menyatakan komitmennya terhadap pandangan dan petunjuk Pemimpin Libya, Kol. Muammar Gaddafi bahwa Saiful Islam Gaddafi, putra sulung sang pemimpin adalah penanggung jawab masalah kepemudaan Libya dan dengan bersamanya mereka mewujudkan cita-cita dan ambisi para pemuda Libya. Mereka menyatakan bahwa tuntutan mereka tersebut merupakan bagian dari perjuangan revolusi.

Mereka juga menyatakan bahwa generasi muda zuwarah, dan libya pada umumnya sudah terbiasa bekerja dengan Saiful Islam dalam mewujudkan nilai-nilai kearifan berdasarkan petunjuk dan isi pemikiran Pemimpin Libya yang tertuang dalam the Green Book sebagai pedoman; disamping konsep kekuasaan rakyat sebagai jalan menuju kegemilangan cita-cita dan tujuan pemuda Libya.

Minggu, 30 November 2008

SAIFUL ISLAM GADDAFI DIMINTA UNTUK TERUS BERPOLITIK

Para demontran yang terdiri dari para pemuda Libya meminta kepada Dr. Ir. Saiful Islam Muammar Gaddafi, putra Pemimpin Libya dan Leader Revolusi Al-Fateh al-Azhim, Kol. Muammar Gaddafi di medan Syuhada (bunderan HI-nya Tripoli), Tripoli untuk mengurungkan niatnya mengundurkan diri dar perpolitikan Libya dan meneruskan program ‘Demi Untuk Libya Esok’ ( Min ajli Libya al-Ghad) dan melaksanakan program yang sudah dicanangkan yang akan menjadikan Libya sebagai salah satu negara maju. Mereka mengatakan bahwa Seif lebih dekat secara pemikiran, budaya dan perhatian public pada komitmen sesuai apa yang dicita-citakan oleh Pemimpin Revolusi Libya demi untuk masa depan Libya.

Para pendemo menuntut kepada Seif untuk terus melakukan proyeknya dalam pembinaan dan pembangunan mengikat persatuan Jamahiriya dan kemajuan informasi dan lingkungan dalam kerangka yang sudah dimulai sebagaimana ditulis dalam buku ‘Libya dan abad 21’.

Para pemuda dari berbagai kota seperti Benghazi, Subrata, Misurata menuntut tokoh reformasi dan kemajuan Libya tersebut untuk mengurungkan niatnya berhenti dari politik libya dan mereka meminta kepada Pemimpin Revolusi Al-Fateh, Kol. Muammar Gaddafi untuk interensi dan meminta putranya tersebut untuk mengurungkan niatnya sambil mendukung dan mendorong kelangsung proyek nasional yang ambisionis sebagaimana mereka juga menuntut keteguhan mereka memegang teguh system kekuasaan rakyat dan tidak akan meninggalkannya.

Perlu diketahui bahwa seif telah memutuskan untuk mundur dari politik setelah menyampaikan pidatonya di depan pemuda Libya di sebha, Libya Selatan pada tgl. 20 september 2008 lalu dalam rangka Konferensi ke-3 Pemuda Libya.

Koran Al-Arab, Int. London, 20 Nopember 2008

KEKERASAN SEKTARIAN MENGANCAM KEAMANAN NASIONAL MESIR


Kekerasan yang bernuansa sektarian kembali merebak di Mesir. Pe
ristiwa yang terjadi di Cairo Timur baru-baru ini merefleksikan pecahnya kedamaian dan tolernsi antara kristen Koptik dengan Islam. Pada peristiwa tersebut para saksi mata mengatakan bahwa ribuan kaum Muslim mengepung salah sebuah bangunan di Cairo Timur setelah umat kristen koptik melakukan kebaktian tanpa memperoleh izin dari penguasa setempat untuk membangun gereja. Para pengunjuk rasa memblokir jalan dan mengancam akan menghancurkan bangunan gereja. Walaupun adanya intervensi pihak keamanan anti huru hara kekerasan tetap terjadi dengan pelemparan batu terhadap kendaraan yang lalu lalang dan juga dari beranda rumah-rumah yang berdekatan yang menyebabkan beberapa orang cedera.

Hal ini terjadi bukan untuk pertama kali di Mesir. Pada tahun 70an juga terjadi bentrokan antara pemeluk kristen Koptik dengan umat Islam di Cairo timur ketika sebuah gereja di daerah tersebut dibakar massa. Penguasa pada saat itu mengatakan bahwa persoalan tersebut merupakan persoalan politik dan harus diselesaikan secara politik. Kemudian pemerintah mebentuk team pencari fakta yang menyiapkan laporan mengenai masalah kristen Koptik. Tapi tidak sempat dibicarakan dan diambil tindakan laporan tersebut. Sejak saat itu, konflik sara agama antara kedua pemeluk agama tersebut terus berlanjut.

Para pengamat mengatakan bahwa peristiwa sara tersebut hanya memancing di air keruh, karena sebenrnya persoalan kerusuhan sara tersebut merupakan muadalah yang terselubung di masyarakat Mesir. Buktinya adalah ketegangan yang emuncak diantara kedua eklompok tersebut akhir-akhir ini. Peristiwa ini mengancam kedamaian dan stablitas keamanan dalam negeri mesir. Yang menambah persoalan semakin rucam adalah bahwa kekerasan sara ini tidak berpusat (la markaziyah) dan memukul berbagai pihak. Pada tahun 2003 dalam kerusuhan antara kedua kelompok tersebut menewaskan 8 orang yang terjadi di desa Al-kasyah, kl 440 km dari Cairo. Kota iskandariyah juga terkena kerusuhan pada bulan Oktober tahun yang sama akibat pementasan masrahiyah yang menyebabkan protes dari kaum muslim di Gereja Mary Gerges. Dalam peristiwa ini 3 orang meninggal dunia dan puluhan orang lagi mengalami cedera. Pada April tahun 2006 juga di Iskandariyah terjadi peristiwa yang sama dengan penyerangan beberapa gereja di kota tersebut. Pada bulan juni tahun yang sama juga terjadi kerusuhan di daerah padang pasir yang menyebabkan satu orang muslim meinggal dan 4 orang kristen, dua diantaranya pendeta yang disebabkan konflik masalah tanah di dekat gereja.

Pada awal bulan ini, keamanan Mesir dengan menggunakan gas air mata menghentikan kerusuhan antara kedua kelompok agama tersebut di Propoinsi Al-manya gara-gara jenazah orng Islam lewat di kampung kristen koptik. Dalam peristiwa ini polisi menahan 40 orang dari kedua belah pihak.

Perang antara kedua pemeluk agama tersebut tidak berhenti hingga disitu, mereka juga melakukan perang jumlah penduduk. Menurut catatan pemerintah, jumlah pemeluk Kristen Koptik antara 6 -8 % dari total penduduk Mesir yang berjumlah 80juta jiwa. Akan tetapi Paus Sonodah III menyatakan bahwa jumlah penduduk Kristen koptik di Mesir sebanyak 12 juta jiwa berdasarkan gembala yang dilakukan oleh Gereja Koptik.

Kapankah berakhir konflik sara tersebut??

Al-Arab, 25 Nopember 2008-11-28

MAHMOUD ABBAS MEMIMPIN NEGARA YANG DIPERINTAH ISRAEL

MAHMOUD ABBAS MEMIMPIN NEGARA YANG DIPERINTAH ISRAEL.

Demikian head line Koran int. Al-Arab, tgl. 25 Nopember 2008 yang menggambarkan mengenai tarik menarik antara Penguasa Palestina dengan Hamas, dimana Hamas mengumumkan penolakan mereka langkah yang diambiloleh Komite Pusat PLO dengan memilih Ketua Penguasa Nasional Mahmoud Abbas sebagai Preseiden Palestina. Merek menandaskan bahwa langkah tersebut merupakan ‘hilah’ politik.

Langkah tersebut berbarengan dengan persiapan dialog nasional antara Gerakan Fatah dan Hamas dengan supervisor Mesir mencapai jalan buntu, bahkan bisa jadi akan terjadi konflik baru antara kedua faksi Palestina tersebut. Pihak Komite Pusat PLO mengajukan hari minggu lalu (24/11/2008) Mahmoud Abbas sebagai presiden Palestina, dimana jabatan tersebut hanya sebaagi simbol belaka sejak zama yasir Arafat yang menjabat sejak tahun 1989, dan sejak kematiannya yang diracun pada tahun 2004 jbatan tersebut kosong dan berada di luar lingkaran konflik sampai hari kemarin (24/11/2008). Kelompok Hamas menikam dalam keputusan Dewan dan mengatakan bahwa kekuasan pemilihan presiden adalah hak rakyat Palestina, sambil mengatakan bahwa Abbas yang masa kepemimpinannya berakhir pada Januari 2009 bukan haknya menentukan pemilu sebagaimana juga dia tidak berhak memperpanjang masa kekuasaan pemilihannya. Di lain pihak, Abbas juga mengancam dengan menetukan waktu pemilu dini secara legal dan juga kepemimpinan palestina apabila dialog nasional enemui jalan buntu. Saleh Ra’fat, anggota PLO memperkirakan langkah akan membawa konflik semakin tajam dan menandaskan bahwa apbila tidak tercapai dialog nasional maka pemilu akan dilaksanakan awal tahun depan. Akan tetapi menurut para pengamat palestina menyatakan pendpat mereka bahwa Abbas tidak pada tempatnya melasanakan ancamannya dengan melaksanakan pemilu dini pada saat tidak adanya consensus nasional dan memisahkan keputusan antara Gaza dan Ramallah. Mereka menilai bahwa ijraat tersebut sebagai jalan untuk menekan Hamas mengakui atau tanazul dari kekehannya guna menyelamatkan dialog nasional yang terancam gagal dengan tadaiyat buruk di pentas Palestina.

Dalam pertemuan hari minggu (24/11/08) dengan anggota PLO di kota Ramallah Abbas mengancam dengan melakukan pemilu dini apabila gagal usaha-usaha damai antara Fatah dengan Hamas. Hamas mengatakan bahwa masa konstitusi kekuasan Abbas berakhir pada awal tahun 2009 (tgl 9 Januari) mengacu pada Undang-Undang Palestina bahwa masa kepemimpinan Ketua Sultah Palestina selama 4 tahun. Tapi sebaliknya Fatah mengatakan bahwa kekuasaan presiden Abbas berakhir bersamaan dengan masa Dewan syura sekarang sesuai dengan bunyi Undang-Undang Pemilu Palestina, disamping itu bahwa masa kepemimpinan Abbas dengan wafatnya Yaser Arafat adalah masa transisi. Abbas sebelumnya menyatakan bahwa dirinya tetap pada posisi presiden setahun lagi sampai berakhirnya masa Dewan Syura yang dikuasai oleh mayoritas Hamas.

Para pengamat memperkirakan bahwa dengan tidak adanya solusi kedua belah pihak akan membawa bangsa Palestina menjadi terbelah dan menjadi dua kekuasaan yang saling bertengkar di Gaza dan Ramalah sebagai dua pihak yang tidak sah yang bertujuan hanya perang media dan progandan saling klaim, dan akhirnya rakyat palestina yang membayar dengan penderitaan panjang dan ancaman Negara tetangga Israel yang terus menerus melakua ekspansi wilayah dan mencaplok tanah air palestina, disamping memukul perasaan umat Islam dan bangsa Arab yang selama peduli dengan persoalan Palestina.


(Al-Arab, London, Senin, 25 Nopember 2008).

Kamis, 20 November 2008

ALLAHYARHAMHA ABU SITI HAJAR


إن لله وإنا إليه راجعون ، يأيتها النفس المطمئة ارجعى إلى ربك راضية مرضية فادخلى فى عبادى وادخلى جنتى

OBITUARI:

ABU HJ. SITI HAJAR bt R.K.H. Moh. NASIR (70 tahun)

Telah meninggal dunia pada hari Senin, 27 Oktober 2008 / 27 Syawwal 1429 H, ibu mertua saya, Abu Hjh. Siti Hazar binti R.K.H. Moh. Nasir bin R.K.H. Mudatsir bin Syeikh Aunullah bin Ending Minnah Abdullah bin Ratu Babussaleh bin Ratu Muhamad ‘Adah bin Raden Arif bin Pangeran Sugiri bin Sultan Abdul Fattah bin Sultan Abul Ma’ali bin Sultan Abul Mufakhir Mahmuddin Abdul Qadir bin Sultan Maulana Nasruddin bin Maulana Yususf bin Sultan Hasanuddin bin Syarif Hidayatullah.

Abu, kami memanggilnya dalam keluarga merupakan panutan dalam kehidupan dan ibadah. Dalam beribadah, beliau tidak pernah lepas salat tahajud dan dhuha. Bahkan setahu saya, tidak akan berangkat kemana saja sebelum melakukan salat dhuha dsb. Dalam salat beliau lama dan khusyu’. Memang selama bulan Ramadhan selagi saya masih di Jakarta, bila berbuka puasa di rumah Abu, beliau selalu mengajak salat taraweh di rumah dan saya diminta menjadi imam. Untuk mengimbangi beliau saya selalu memanjangkan gerakan salat. Taraweh bulan Ramadhan 2007 beliaiu sudah mulai salat duduk karena tidak kuat berdiri, terutama dalam salat sunah. Tapi Ramadhan 2008 saya sudah berada di Tripoli. Allahyarhamha Abu.

Sebagai seorang ibu beliau menjadi qudwah. Sikap beliau kepada semua menantu juga mencerminkan ketulusan hati beliau, walaupun termasuk kepada menantu yang pada awalnya beliau tidak restui. Biasa, dalam keluarga ada saja hal itu terjadi, juga terjadi pada keluarga Abu. Walau pada awalnya beliau mengingkari tapi dalam perlakuan hak beliau tidak membedakan, wallahu a’lam dalam perasaan beliau. Memang beliau selalu bercerita melalui pesan almarhum embah K.H. Raden Moh. Nasir, ayah beliau pesan-pesan kearifan. Misalnya dalam soal harta warisan, embah Nasir berpesan dengan bahasanya, ‘Ti, (maksudnya Siti Hajar), kalau soal warisan. Jangan serakah. Yang kebagian banyak jangan tertawa, dan yang kebagian sedikit pun jangan menangis. Yang penting berkah. Saya selalu memegang cerita embah yang disampaikan abu tersebut dalam hidup saya. Bahkan dalam soal jatah rumah (semua anak menantu Abu diberikan jatah rumah) saya manut dan turut saja, yang bagaimana dan dimana terserah beliau. Saya bilang kepada istri saya terima saja apa adanya. Jangan protes sana sini, yang penting berkah. Memang saya satu-satunya menantu beliau yang paling mandiri, karena setelah menikah saya bersama istri tinggal di Jeddah karena bekerja di KJRI Urusan Haji, dan juga ketika saya kembali ke Jakarta saya sudah bisa membeli rumah walau sederhana dan saya merenopasi dengan uang saya sendiri. Baru akhirya, memang diberikan jatah istri rumah yang saat ini saya tempati setelah rumah saya mengalami banjir bandang Jakarta tahun 2002. Artinya setelah 10 tahun saya menikah baru diberikan jatah. Memang berbeda dengan anak-menantu yang lain, yang semuanya mendapat jatah rumah tidak lama setelah menikah. Hal ini saya selalu mengingatkan istri saya kisah embah Nasir tadi, yang penting berkah, dan ternyata terbukti...alhamdulillah semoga keberkahan selalu menyertai kami.

Sebagai seorang ibu, beliau juga sangat mengayomi dan penuh dedikasi terhadap anak-menantu. Banyak hal yang kami dapat pelajaran dari kehidupan Abu, antara lain, beliau sangat sabar dalam menghadapi dalam menghadapi persoalan, tasamuh, tenggang rasa, kasih sayang, dsb.


KESAKSIAN KEPONAKAN

Abdul Aziz bin H. Ridwan, sang keponakan, putra bungsu kakak beliau, Hj. Khadijah Nasir, malam Jum’at sebelum beiau meninggal (23/24 Oktober 2008) mimpi mengenai keadaan Abu. Dalam mimpi tersebut beliau berada di suatu tempat yang indah dan menyenagkan bersama para embah dan leluhur yang sudah meninggal. Beliau dilayani oleh pelayan jamuan makan. Pokoknya serba indah dan menyenangkan. Mimpi tersebut tidak diberitahukan kepada keluarga kami kecuali setelah Abu meninggal.

Pada pagi hari Sabtunya (25 Oktober 2008) kakaknya, Hj. Khadijah dan putrinya, Hasunah datang memeluk Abu dan minta didoain dan dimaafin. Mereka tahu melalui mimpi putranya Abdul Aziz tadi.

Saya dapat berita ini dari istri saya setelah saya berada di Tripoli lagi, dan saya ingatkan agar kisah tersebut ditulis sebagai warisan dan bahan pelajaran dari Abu dan embah mereka.

Selasa, 07 Oktober 2008

AROMA SUFISME DI ZLETIN

Pada hari Rabu, tgl. 1 Oktober 2008 (2 syawal 1376 WR/1429 H), saya bersama kawan-kawan mahasiswa Kulliyah Dakwah Islamiyah, Tripoli dapat menghadiri perayaan hari sufi di Zletin, jarak dari Tripoli kl. 100 km ke arah Timur. Berangkat dengan mencarter IVECO, bus kecil khas Tripoli. Kami berangkat jam 08.45 pagi dan tiba disana sekitar jam 11.30. Menurut mahasiswa Indonesia, setiap tanggal 2 syawal diundang oleh syekh Tarikat sufi, Syeikh Miftah Abdullah bin Ms’udah dan Syeikh Syarif dari Tarhunah menghadiri perayaan tarekat sufi di Zletin dan berziarah ke makam waliyullah Sidi abd. Salam al-asmari. Wali sufi besar cucu Rasulullah saw.

Ketika tiba di lokasi, ternyata tempat tersebut adalah masjid dan makam waliyullah serta pesantren tertua di zletin. Disitu dimakamkan waliyullah al-arif billah Al-habib al-syeikh Abd. Salam Al-Asmri

Syeikh Abd. Salam Salim Al-Fituri dilahirkan di Zletin, pada hari Senin malam, tgl 12 Rabiul Awwal 880 H. Hafal Al-Qur’an pada usia 7 tahun. Dengan segala ilmu yang berhubungan dengan Al-Qur’an, tajwid dsb. Menguasai ilmu bahasa, lughah, balaghah, logika, tauhid, fikih,

wafat pada hari Kamis, 10 terakhir Ramadhan pada tahun 981 H dan dimakamkan di Zletin.

Dia digelarkan degan Al-Asmari. Hdiupnya dibadikan untuk ilmu dan taqarrub kepada Allah. Dia menikah dan semua anak-anakn mengikuti jejek beliau mengabdikan diri kepada agama, ilmu dan berjuang di jalan Allah menyebarkan agama islam di seluruh wilayah Libya dan Afrika Utara, bahkan sampai ke Nigeria (Kanu).

Makam Waliyullah Abd. Salam Al-Asmari dimakamkan di kota kelahirannya Zletin, dimana dimakam tersebut didirikan masjid dan pesantren tertua di Zletin. Makam wali tersebut diziarahi oleh para pengikut dan tarekat sufi dari berbagai daerah di Libya, bahkan pengikut tasawuf dari luar libya.

Pada hari kedua hari raya (2 Syawal) merupakan hari peringatan Al-Asmari sehungga para tarekat sufi membuat kemah-kemah di sekitar masjid dengan memberikan makanan dan minuman terutama teh khas Libya kepada para pengunjung. Setiap tarekat sufi mendendangkan pujian kepada Nabi Muhammaad saw dengan diringi pawai dan iring-iringan bendera dan group epanjang jalan menuju makam dan masjid. Bahkan mereka melanjutkan pawai tersebut ke dalam masjid dn meneruskan madah (pjian) epada Nabi saw. Saya menikmati semua dengan mengambil gambar dan photo semua kegiatan dan prosesi. Bahkan saya sempat ziarah ke makam wali tersebut.

Setelah seelsai kami di tempat tersebut, kami selanjutnya bersama rombongan diajak ke zawiyah sufi, syeikh Miftah abdullah bin Masudah, seorang tokoh sufi, doktor lulusan Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir. Menuju ke zawiyah tersebut kami ikut rombongan tarekat Al-Isawiyah, pimpinanan syeikh Syarif dari tarhunah. Kami termasuk rombongan yang datang paling awal. Setelah itu datang rombongan-rombongan lain sehingga zawiyah tersebut dipenuhi oleh jamaah. Kami pun dijamu makan siang hidangan makaroni dengan daging.

Dalam situasi tersebut, Syeikh Dr. Miftah memberikan taushiah kepada khalayak pengunjung. Diantara isi tausiyah tersebut beliau mengingatkan bahwa umat saat ini kurang mengetahui siapa nabi Muhammad saw. Kita hanya tahu Nabi muhamma ditu hanya dari silsilahnya saja, seperti Muhammad bin abdullah bin abd. Muttalib dst, begitu juga dari pihak ibunya. Beliau mengatakan bahwa umat islam, fikih itu ok, ibadah, ok, yang lain-lain ok. Tapi tentang siapa sebenarnya nabi mereka, gak tahu.

SIDI ABD. SALAM AL-ASMARI, SANG LAMPION PENYIHIR LARON

SIDI ABD. SALAM AL-ASMAR, SANG LAMPION PENYIHIR LARON

Zletin. Sebuah kota kecil di pinggir pantai utara Libya. Kira-kira 200 km dari Tripoli ke sebelah Timur. Membelah padang pasir dan pohon tin. Di tengah kota Zletin, bersemayam makam Sufi besar keturunan Rasulullah saw. Sidi Abdul Salam al-Asmar terbaring di tengah masjid dan pesantren tertua di Zletin. Makam tersebut menjadi lentera dan obor pada hari kedua Idul Fitri. 2 Syawal setiap tahun Zletin dikerumuni laron-laron dari berbagai penjuru Libya dan sekitarnya.

Syeikh Syarif, pimpinan zawiyah (khanqah sufi) Uqbah bin Nafi. Ia berasal dari Tarhunah. Sebuah kota kecil dan terpencil. Namun hidup dengan madah dan pujian kepada baginda Nabi Muhammad saw. Sebuah tarian aroma sufistik didendangkan. Mendengar alunan musik dan irama, seolah kita dibawa ke alam lain. Alam spritual. Alam yang beda dengan yang selama ini kita geluti. Alam duniawi yang fana. Sebuah magnit yang kuat menarik kerinduan kalbu pada perjanjian promordial. Syahdu. Sendu dan mengalu. Wahai... aduhai wahai... alangkah indahnya hidup dalam aroma sufiyah. Bersih. Jernih. Suci. Tidak ada kezaliman. Tidak ada perbedaan. Tidak ada pangkat. Semua saling berpelukan dan saling meminta maaf sambil saling mendoakan dan mengucapkan shalawat kepada baginda Rasul. Allah... subahanallah... nuansa profetik hadir di tengah kita yang mengalami dan memahaminya.

Pesan Dr. Miftah Abdullah bin Masudah, Sekjen Tarekat Sufiyah Libya, seorang alim dan pakar tafsir esoterik Al-Aqur’an. Menafsirkan satu ayat seolah lautan sedang berada di depan kita. Gelombang samudera mendera pemahaman yang begitu luas dari firman Tuhan. Kita merasa betapa dangkal dan naifnya di hadapan sang mufasir ulung. Doktor jebolan Fakultas Ushuluddin, Universitas Al-Azhar tersebut mengingatkan umat Islam saat ini sudah melupakan Nabi Muhammad saw. Kita, umat Islam, jelas beliau, fikih kita bagus, akidah baik, tapi kita tidak tahu mengenal siapa sesungghnya Nabi Muhammad saw. Rasulullah itu siapa? Pada posisi apa beliau kita sandingkan?? Kita hanya mengenal Rasul lewat silsilah saja. Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Bad Manaf dst. Hanya itu. Tidak lebih tidak kurang.

Beliau mengingatkan bahwa para sufi yang menyadarkan kita akan kecintaan kepada baginda Rasul. Tanpa sufi, Rasulullah terabikan. Dan seseorang yang mengenal dalam arti sebenarnya siapa itu Rasulullah saw, pasti dia tidak akan pernah menjadi ekstrimis. Begitu pesan yang disampaikan sheikh Dr. Miftah Abdullah bin Masudah. Banyak lagi pesan yang beliau sampaikan. Insya Allah bersambung...

Senin, 06 Oktober 2008

WANITA IRAN LEBIH MEMILIH PRIA LEBIH MUDA


Perkawinan wanita Iran dengan pria yang usianya lebih muda menjadi fenomena baru di Iran. Menurut data yang dilansir oleh Badan Statistik Iran baru-baru ini, menunjukkan bahwa perbedaan usia tersebut bisa mencapai antara setahun hingga 5 tahun, dengan catatan adanya 1043 pasangan pengantin wanita lebih tua dari pria, antara 10 hingga 20 tahun. Dalam waktu 3 bulan tahun (2008) pusat Statistik mencatat 132 perkawinan dimana usia wanita lebih tua 20 tahun dari pasangannya.

Fenomena ini dianggap fenoena baru di Iran. Bisa jadi hal dipicu oleh masalah ekonomi. Menurut Husain TZ, pakar urusan sosial di Pemda Tehran mengatakan bahwa fenoena tidak lazim di Iran, walaupun para agamawan menyandarkan pandangannya pada perkawinan nabi dengan Khadijah. Dia berpendapat bahwa penyebabnya adalah masalah ekonomi dan persoalan seksual ketika seorang pemuda berkenalan dengan wanita lebih tua atau janda yang mempunyai kedudukan ekonomi bagus maka mereka menerimanya sebagai istri. Juga terdapat wanita yang kaya raya yang tidak mendapatkan kebahagiaan pada pasangan suaminya, setelah bercerai ia mencari pasangan muda yang lebih kuat, macho, muda dan siap untuk menikahi janda kaya.

Nahid J dari kota Ishfahan berkenalan dengan pemuda yang lebih muda 4 tahun dari usianya. Ayahku memang setuju tapi ibuku tidak bisa menerimanya karena perbedaan usia tersebut. Karena suami yang lebih tidak menjamin kelanggengan perkawinan. Biasanya wanita lebih cepat tua ketimbang laki-laki. Menurut Husam, mahasiswa di Tehran mengatakan bahwa hal tersebut merupakan kebangkitan kesadaran wanita iran yang bukan lagi anak kecil. Dia bagai kepala rumah yang bertanggungjawab sehingga memilih pasangan yang cocok dengan pribadinya.

Pengalaman Fariba (35 tahun) yang lama tinggal di Jerman, ketika balik ke Tehran untuk mencari pasangan yang cocok sangat sulit usia yang cock dengan saya diaman banyak seusia yang telah mati di medan perang. Oleh karena itu kita harus jujur melihat fenomena ini. Terlepas dari sebab apa, yang penting bahwa perkawinan perbedaan usia ini sebagai tandingan dari perkawinan tradisional pada masyarakat Iran.

(Al-Arab, london, 24 September 2008).

PERNIKAHAN DI BAWAH UMUR DI SAUDI ARABIA MENUAI PROTES

Organisasi Hak Wanita Saudi Arabia meminta untuk memberi batasan usia layak nikah bagi wanita dan pria sebagai perang terhadap semua oraganisasi keagamaan yang mendukung dan menjustifikasi pelanggaran hak wanita dan anak-anak. Organisasi tersebut memberikan batasan usia layak menikah bagi wanita 17 tahun dan bagi pria 18 tahu, dan mereka bebas memilih calon pasangan mereka tanpa ada intervensi pihak orang tua.

Organisasi ini bersuara setelah banyak terjadi kasus-kasus di Saudi dimana keluarga calon pengantin perempuan menikahkan (menjual??) anak gadisnya yang masih bocah, berusia 8 tahun dengan seorang kakek berusia 50 tahun. Sebelumnya juga terbongkar kasus seorang anak perempuan berusia 10 tahun yang akan diikahkan dengan kakek berusia 70 tahun. Organisasi ini menginvestigasi bahwa dibalik perkawinan anak gadisnya (anak kecil) terjadi transaksi jual beli dengan imbalan sejumlah uang kepada orang tua anak gadis atau terlibat hutang. Hal ini terbongkar sebelumnya karena antara ayah dan ibu si gadis tersebut bertengkar, dimana pihak ibunya tidak menyetujui hal tersebut, sedangkan ayahnya yang bersikeras untuk mengawinkannya. Ternyata si ayah mempunyai hutang dengan calon menantunya yang sudah kakek-kakek.

Ketua Komnas HAM Saudi, Turki Al-Sudeiry mengatakan bahwa peristiwa yang terjadi diatas merupakan pelanggaran HAM berdasarkan piagam internasional hak-hak anak yang ditandatangani Saudi Arabia. Begitu juga kalangan pengamat sosial Saudi menyayangkan dan meminta kesadaran keluarga dan masyarakat Saudi mengenai hal tersebut untuk menolak perkawinan anak-anak kecil karena berdampak negatif dan menjamin rasa tenang dan tenteram bagi mereka.

Prosesi perkawinan di Saudi biasanya dilakukan pada musim panas, khususnya di luar Saudi, dimana banyak warga Saudi yang melakukan perkawinan wissata (al-jawaz al-siyahi) dan keluarga negara Arab mengawinkan anak gadisnya yang masih kecil dengan imbalan mahar yang mahal sehingga dapat membebaskan mereka dari kemiskinan, dan perkawinan ini berakhir dengan berakhirnya musim wisata. Para pengamat menganggap fenomena ini sebagai bencana yang selalu berulang terjadi di setiap musim liburan musim panas ratusan anak Saudi yang menjadi korban perkawinan yang tidak lazim dan bersifat sementara ini di laur dari ibu yang bukan orang Saudi. Menurut data internasional jumlah anak Saudi yang lahir dari proses perkawinan tersebut semakin meningkat setiap tahun 800 hingga 900 anak.

Organisasi Pembela Hak Wanita Saudi mengambil inisiatif dan langkah pencegahan bencana ini yang dapat menghancurkan keluarga Saudi. Mereka melakukan dan meminta dukungan masyarakat dengan membubuhkan tandatangan yang akan diberikan kepada Komnas HAM Saudi pada hari Nasional Saudi yang jatuh pada tgl. 23 September. Mereka juga meminta kepada yang ingin membubuhkan tandatangannya dan mendukung usaha mereka dapat melakukannya melalui email mereka dengan menyebutkan nama mereka (tiga digit, nama, nama ayah dan nama kakek), pekerjaan, tempat tinggal dan mengirimkannya ke: stopchildrenmarriages@yahoo.com

(Koran, Al-Arab, London, Rabu, 10 September 2008)

Senin, 08 September 2008

KUNJUNGAN MENLU AS KE LIBYA


Secara mengejutkan Menlu AS Condeleezza Rice pada hari Jum'at awal Ramadhan, 5 september (Al-fateh) 2008 telah mengunjungi Libya dalam rangka kunjungannya ke negara-negara Meghribi (Arab Meghrib Union), dimana Pemimpin Libya, Muammar Gaddafi sebagai Ketua AMU. Kunjungan Rice ini merupakan kunjungan Menlu AS sejak tahun 1953 dimana Menlu (saat itu) John Foster Dallas berkunjung ke Libya pada tahun 1953.

Kunjungan Rice mempunyai arti penting, pada saat Libya merayakan hari kemenangan revolusi Al-Fateh (September) ke-39, 1 september 1969 yang dipimpin oleh Kol. Muammar Gaddafi. Gempita peringatan tersebut masih terasa gaungnya yang difokuskan di Benghazi, kota kedua terbesar di Libya. Kedua, pada tgl 30 Agustus 2008 Libya baru menandatangani dengan Italia pembayaran kompenasasi ganti rugi penjajahan Italia terhadap Libya sebesar US $ 5 miliar dalam bentuk pembangunan infrastruktur dan investasi.

Jumat, 05 September 2008

DARI PESANTREN KE PESANTREN


Judul diatas saya berika untuk situasi mahasiswa kita yang belajar di Kulliyat Dakwah Islamiyah, Tripoli, Libya. Judul itu diambil dari komentar beberapa orang masyarakat yang mengamati situasi belaajr mereka. Artinya sebenarnya apa yang mereka pelajari sama seperti yang mereka pelaajri di pesantren di Indonesia, cuma 'dalam bahasa Arab' saja.

Memang betul bahwa kajian keislaman di indonesia jauh lebih maju ketimbang kajian keislaman di negara-negara Arab, apalagi di Kulliyah Dakwah Islamiyah Tripoli. Disini mahasiswa masih didoktrin atas satu pandangan mainstream. Belum ada pencerahan, penghargaan terhadap perbedaan, dll. Masih gaya komunisme yang mendoktrin 'warganya'. Jadi outputnya tidak berbeda. Mahasiswa yang merupakan produk mereka tidak beda. Hal ini terlihat dari obrolan dengan mereka. jadi yah... payah...

Selasa, 26 Agustus 2008

MENJADI MUFTI DI HONGKONG

Alhamdlillah hari ini, adalah hari ketiga keberadaan saya di Hongkong. Kemarin, Ahad, saya memberikan taushiyah di Masjid Ammar, Islamic Union of Hongkong. Pertama, dari jam 11.00 - 12.00 diisi dengan pembacaan doa dan istighatsah. Kemudian dilanjutkan, setelah zhuhur dan makan siang dengan taushiyah hingga jam 16.30. Ruangan masjid alhamdulillah terisi penuh dengan audience. Setelah itu diadakan acara tanya jawab. Malamnya kami diundang makan malam di Warung Malang, Causeway Bay, Hongkong oleh panitia. Sebelumnya diundang makan siang, pada hari Sabtu dan Minggu di restorant Muslim Food di IUHK.
Antuasiasme para peserta harus mendapatkan apresiasi dan acungan jempol. Mereka tetap mengikuti acara dari awal hingga akhir, bahkan waktu yang diberikan panitia terasa kurang. Waktu juga yang harus membuat kita akhiri, karena pada jam 17.00 akan dilaksanakan shalat ashar. Saya sangat berbahagia melihat respons para peserta tersebut. Tidak seperti mahasiswa kita, Universitas Paramadina, yang menurut pengalaman saya selama ini kurang apresiasi pada 'kebenaran agama', bahkan cenderung meremehkan dan mengecilkan. Kuliah agama Islampun masih pada tahap untuk mendapatkan nilai ujian saja. Belum pada orientasi mencari kebenaran. Justru orientasi mencari kebenaran ini saya mendapatkannya di Hongkong. Bukan di kampus. Apakah ini yang namanya dunia intelektual. Karena saya pernah difahami bahwa kampus hanya berfungsi sebagai transfer ilmu, bukan untuk mengagamakan mahasiswa.Karena dalam sesi tanya jawab waktunya sangat terbatas tersebut, sehingga pada hari ini saya menjadi mufti melalui saluran telepon. Dakwah Committe IUHK membuka fasilitas melalui saluran komunikasi, baik telepon maupun SMS bagi umat Islam yang ingin mengkonsultasikan masalah-masalah agama yang mereka hadapi. Bahkan menyediakan nomor HP khusus untuk memfasilitasi masalah ini.Dari pertanyaan yang diajukan, kita dapat fahami problematika sebenarnya yang dihadapi umat Islam yang hidup di negara bebas dan modern seperti Hongkong. Mulai dari problematika yang bersifat fikhiyyah sampai pada problematika sosial-kemasyarakatan. Suasana beragama terasa hidup. Mungkin kita tidak membayangkan sebelumnya, bagaimana di kota serba 'wah' dan mewah banyak kita temui 'saudara muslimah' yang menggunakan jilbab dan berbusana muslimah yang ishmah. Lagi-lagi saya harus mengakui 'kalah' bila membandingkan dengan mahasiswi kampus kita, Universitas Paramadina.Saya terus terang merasa 'malu', bila merenungi apa yang terjadi antara umat Islam di Hongkong dengan di kampus kita. Bandingannya bagaikan 'bayn al-sama'i wa al-ardh'. Barangkali kita boleh membela dengan berbagai dalih, tapi itulah sebuah kenyataaan. Bagaimana selama ini kawan-kawan yang mempunyai komitment sangat tinggi memperjuangkan nilai-nilai keislaman di ranah kampus mengalami kekecewaan 'berat' karena hanya sukses menuai kekecewaan demi kekecewaan. Kok saya jadi 'cengeng' sih. Bagaimana kawan-kawan, pejuang 'Kaf' dan 'Ha' lambang kampus tercinta kita. Saya tunggu komentar dan tanggapannya.
Salam dari Hongkong,
Nasruddin Latief
HK, 16 September 2005

AYAT SUCI AL-QUR'AN DAN SHALAWAT NABI BERKUMANDANG DI AUDITORIUM CHINESE UNIVERSITY OF HONGKONG


Seperti yang saya tulis sebelumnya mengenai malam budaya dan agama 'Harmony in Diversity: A New Generation of Global, Cultural and Religious Perspectives' yang diselenggarakan oleh Department of Cultural and Religious Studies, The Chinese University of Hongkong, umat Islam Indonesia tampil mewakili agama Islam. Acara yang menampilkan semua agama yang ada di Hongkong ini kecuali Yahudi, mula-mula tampil adalah wakil dari Katolik. Mereka membawakan lagu Ubi Caritas est Vera, Deus ibi est, kemudian dilanjutkan dengan lagu 'Exsuptate Justi" Ludovico Grossi da Viadana. Setelah itu dilanjutkan oleh wakil agama Konghuchu, yang membawakan lagu dalam bahasa Mandarin. Lalu tampil wakil dari agama Islam.

Agama Islam menampilkan group kasidah para akhawat yang dibina oleh pihak Dakwah Committee Islamic Union of Hongkong. Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an dan shalawat Nabi dan diakhiri dengan lagu Rindu padamu Ya Allah dalam bahasa Cantonis.
Setelah wakil agama Islam, tampil wakil agama Hindu yang membawakan lagu Krishna. Berkumandanglah selama 15 menit alunan lagu tersebut " Hare Krishna Hare Krishna, Krishna Krishna Hare Hare, Hare Rama Hare Rama Rama Rama Hare Hare". Setelah itu tampil wakil dari Protestan membawakan lagu the Bread dan I say Jesus, Jesus, I say Jesus. It's You diiringi band rock.

Seperti yang saya komentari bahwa acara seperti ini patut dicontoh karena akan memberikan wawasan bagi masyarakat kita yang majemuk dalam soal agama, sehingga tidak perlu terjadi ribut dan bermusuhan seperti yang terjadi di Ambon dan Poso. Generasi muda Hongkong (Pelajar dan siswa-siswi sekolah) diberi kesempatan untuk mengetahui agama-agama yang ada di Hongkong, sehingga wawasan pluralitas keagamaan mereka tumbuh. Walaupun saya baru tahu kalau banyak diantara mereka yang tidak beragama (no religion). Saya kira contoh yang selama ini menjadi trade mark Paramadina yang menyamakan semua agama tidak perlu lagi dilanjutkan, karena kita mengambil contoh dari Hongkong tentang makna sebenarnya dari pluralisme agama.

Bila ada yang ingin dikomentari dan ditanggapi, saya sangat berterima kasih. Saya tunggu.

Salam,

Nasruddin Latief,
Hongkong, 13 Juli 2005.

ISLAM SEMAKIN DITERIMA SEMUA KALANGAN

Hari kedua (2 Juli 2005) keberadaan saya di Hongkong diisi dengan kegiatan Dakwah Committe di Islamic Union of Hongkong di Wancai. Pagi hari dari jam 11.00 - 13.00 berbicara dengan komunitas Indonesia, jamaah pengajian rutin (halaqoh) Sabtu, dengan jumlah peserta yang cukup banyak. Dalam pertemuan perdana saya lebih banyak memberikan 'motivation' mereka dengan pendekatan holistik atas anugerah dan potensi yang diberikan Allah kepada manusia, siapapun mereka, bangsa apapun mereka, warna kulit apapun mereka. Dengan mengambil contoh idola yang dikagumi dan kesuksesan mereka, banyak peserta yang tersentuh. Kok mereka bisa berhasil, kenapa kita tidak berhasil, padahal anugerah Allah pada dia dan kita sama. Dimana letak kesalahan kita. Kesimpulannya adalah kita harus berubah, mengasah potensi dan anugerah kita menjadi tajam. Karena selama ini potensi yang ada itu, bagaikan pisau yang sudah berkarat, tidak tajam lagi. Caranya hanya bagaimana kita selalu dan senantiasa mengasah 'pisau' potensi itu agar selalu tajam.Pada sore hari sesuai jadwal kegiatan Dakwah Committee saya mengajar bahasa Arab. Saya tidak membayangkan kalau di HK ada kegiatan belajar bahasa Arab. Antusiame para peserta sangat tinggi. Saya juga melihah warga HK yang ingin mengetahui lebih dalam tentang agama Islam. Diantara mereka ada yang sudah masuk Islam maupun yang belum. Kegiatan ini dikerjakan oleh Brother Othman Wang, imam di masjid Ammar Wancai. Begitu kelas yang dikelola oleh orang-orang Pakistan. Saya melihat kegiatan di IUHK cukup ramai, terutama pada hari Sabtu dan Minggu. Kegiatan tersebut berakhir sampai jam 17.00 sore (waktu azan shalat Asar)Setelah itu saya dan kawan dari Dakwah Committee mendapat undangan dari keluarga Indonesia yang menikah dengan warga Amerika yang sudah menjadi muslim. Keluarga itu, terutama suaminya yang Amerika ingin lebih mendalami ajaran Islam, terutama hal-hal asasi dalam shalat. Kami berada disana sampai lepas maghrib dan shalat bersama di rumah mereka. Melihat kawasan tempat tinggal mereka kita bisa menebak, mereka dari kalangan "atas. Karena sewa apartment kawasan tersebut perbulan kurang lebih HKD 50.000. Dari obrolan dan pertanyaan yang diajukan keluarga itu saya sangat berkesan betapa ingin tahunya mereka mengenai ajaran agama Islam. Mereka membaca buku-buku dasar agama Islam, tapi ingin lebih tahu penjelasan langsung dari Dai. Ternyata kakaknya juga sudah menjadi muslim dan tinggal di USA.Dari pertemuan dan obrolan singkat tersebut, saya teringat sebuah Hadits Nabi yang sering diungkapkan Syeikh Yusuf Qaradhawi, dalam acara beliau di TV Al-Jazirah Qatar, - ketika saya tinggal di Jeddah TV tersebut menjadi santapan pavorit saya - bahwa agama Islam akan masuk "ke rumah yang terbuat dari batu/tanah liat" maupun ke "rumah gedung". Hadits ini jarang dikemukakan dalam pelajaran hadits di tanah air. Hadits ini dikemukakan Nabi dalam bahasa sombolis. Maknanya adalah bahwa nanti agama Islam akan diterima oleh berbagai kalangan, apapun status mereka. "Rumah Gedung" dalam nash hadits tersebut bisa kita kategorikan bangsa-bangsa/negara-negara maju seperti Eropa Barat dan Amerika Utara. Saya teringat Prof. Dr. Nurcholish Madjid sering berbicara masalah ini dalam berbagai kesempatan, baik kuliah maupun ceramah beliau di kapus UPM.Peristiwa kecil itu semoga menjadi pertanda kebenaran hadits Nabi diatas dan Islam semakin diterima oleh berbagai kalangan. Saya mohon tanggapan dan komentar pembaca.
Salam,

Hongkong, 8 Juli 2005

Nasruddin Latief

HARMONY IN DIVERSITY: CO-EXISTENCE AMONGST RELIGIOUS AND ETHNIC COMMUNITIES


Tadi malam saya mendapatkan kesempatan menyaksikan acara 'Harmony in Diversity' yang diselenggarakan oleh Department of Cultural and Religious Studies, the Chinese University of Hongkong. Program ini nampaknya program tahunan yang dilakukan untuk memberikan keterbukaan bagi masyarakat Hongkong, terutama generasi mudanya mengenai pluralisme agama. Perbedaan diantara agama-agama bukan berakhir pada penyamaan semua agama, tapi pada pengakuan kebaradaan mereka, tanpa membuat prasangka negatif pada agama lain. Saya melihat betapa indahnya tema yang diusung yaitu 'harmony in diversity'. Saya menyaksikan peserta yang hadir, terutama wakil-wakil dari siswa siswi sekolah menengah juga ikut menyaksikan dan mengisi acara.

The Chinese University of Hongkong terletak di kawasan Shatin, Kow Loon island. Lokasinya cukup jauh dari pusat kota. Dari Wancai (IUHK) dituju dengan dua kali pindah transport. Pertama menggunakan bus sampai terminal kereta Hong Ham. Dari situ dilanjutkan naik kereta MCR jurusan Lo Wu, kota terakhir Hongkong yang berbatasan dengan Shen Zen, Cina Daratan.
Kampus the Chinese Univerity of Hongkong sangat luas, dan terletak di bukit agak tinggi. Dari stasiun kereta, namanya juga stasiun University, ditempuh menggunakan shuttle bus sampai di lokasi. Karena jaraknya agak jauh dan juga menaiki tanjakan.

Saya merasakan penghargaan megenai rasa religiusitas mereka. Panitia penyelenggara dari Jurusan Studi Budaya dan Agama mempersilahkan kami dan rombongan untuk melaksanakan shalat magrib terlebih dahulu di salah satu ruang kuliah, sebelah Aula Utama tempat acara. Karena kami tiba di lokasi menjelang maghrib dan acara dimulai setalah magrib. Magrib di HK k.l. jam 19.15. Kesan pertama yang segera terlihat adalah kebersihan dan kemodernan fasilitas ruang kuliah. Ruang kuliah tidak terlalu besar, berkarpet, diisi dengan 30an kursi mahasiswa. Tiap ruang kuliah mempunyai audio visual dengan meja permanen. Infocus diletakkan permanen juga digantung di atas ruangan kelas. Bisa kita bayangkan berapa buah peralatan tersebut mereka miliki. Yang jelas sebanyak kelas yang dimiliki sebanyak itu juga peralatan pendukung perkuliahan yang tersedia.

Masih jauh rasanya kita membayangkan di tanah air ada sebuah universitas yang mempunyai kelengkapan fasilitas pendukung perkuliahannya sebaik itu. Masih menunggu puluhan tahun dan juga bayarannya pasti akan mahal sekali. Mudah-mudahan UPM tidak seperti itu.

Mengenai isi dan acara yang berlangsung nanti akan saya susulkan dalam tulisan berikutnya.

Salam,
Nasruddin Latief
Hongkong, 2 Juli 2005

DI DEPAN JALAN JAWA, TRIPOLI, LIBYA

Bergamnbar di depan Syari Jawa, Kota Tripoli. Di Ibu kota Libya terdapat tiga buah jalan yang ada hubungannya dengan Indonesia. Pertama, Syari (Jalan) Jawa, Syari Jakarta dan Syari Bandung.

PESAN-PESAN PROFETIK


Alkisah, ada seorang yang dimasukkan ke surga, padahal dia merasa hal itu tidak pantas baginya. Dia merasa bahwa ketika di dunia amal ibadahnya tidak ‘luar biasa’, dan super alim. Shalatnya biasa saja. Puasa juga begitu. Tapi tidak pernah meninggalkan maupun melalaikannya. Tapi kenapa kok ditempatkan di tempat yang ‘begitu’ mulia disisi Tuhan.

Dia sendiri mengingat-ingat perbuatan apa gerangan yang menyebabkannya bisa mendapatkan tempat tersebut. Karena dia merasa ketika di dunia amal perbuatan ibadah ‘mahdahnya’ pun tidak ada yang istimewa. Ketika ditanya, “Pernahkah kamu menanam pohon buah sewaktu di dunia dulu”?. Dia pun langsung ingat. “Ya, betul ketika di dunia saya banyak menaman pohon buah di lahan milik saya yang tidak terlalu luas. Saya niat dengan menanam pohon buah tersebut yah siapa saja boleh menikmati bila tertarik. Memang, saya mempersilahkan siapa saja untuk mengambil buah tersebut bila suka. Bahkan saya melihat setiap pagi burung-burung berhinggapan dari mana-mana, bercengkerama, sendagurau, bernyanyi, bahkan bercinta, berjingkrak, berkicau dari satu dahan ke dahan yang lain dengan riangnya”. “Tahukah kamu bahwa burung-burung tersebut berterima kasih kepada kamu dan mendoakan kamu kepada Tuhan. Itulah yang menyebabkan kenapa kamu dimasukkan ke dalam surganya. Sebaliknya berlaku hukum yang sama. Ketika seseorang menghianati tugas di tempat kontrak kerjanya, di perusahaan, proyek, kantor, majikan, termasuk juga KBRI dan lain-lain tempat , - bisa jadi dia merasa ibadahnya sudah bagus, alim dan pandai karena alumni perguruan tinggi Islam dan keangkuhan lainnya,- tapi justru perhitungan salah. Malah sebaliknya dimasukkan ke dalam neraka”. Tentu saja orang tadi terperangah dan protes. “Kenapa saya dimasukkan ke dalam neraka?” protesnya. Dijawab, “Bukankah dulu kamu melakukan pekerjaanmu itu karena bos, pimpro, majikan, pimpinan dan atasan. Bukan karena Allah. Ketika mereka tidak ada kamu lalaikan tugasmu dan tidak bertanggungjawab. Kamu melakukan semua itu dengan niat hanya mencari harta dan dunia sebanyak-banyaknya. Kamu lupa niat kamu semula. Kamu tidak sadar kalau Tuhan sedang merekam perbuatanmu”. Demikian kira-kira dialog yang terjadi.

Sahabat, dari kisah profetik diatas kita bisa mengambil hikmah, - orang yang bisa melakukan hal itu adalah orang yang paling bijak, demikian kata Imam Syafi’i, - membuka matahati dan nurani, kembalikan semua itu kepada Sang Pencipta Tuhan Yang Maha Kuasa. Kita bekerja jauh meninggalkan tanah air ribuan kilometer bila hanya nantinya ketidakbernilaian disisi Tuhan yang diperoleh, untuk apa?, Walau materi kita dapatkan. Apalah artinya sebuah materi dan keduniawian. Bahkan ia bisa menjadi penyebab dan penghalang kebahagiaan hakiki kita. Oleh karena itu, mulailah dengan ‘nawaitu’ yang lurus, semoga semua pekerjaan kita dilandasi niat yang tulus pada Tuhan, komitmen pada pekerjaan, saling menolong antar sesama walau sekecil apapun, Insya Allah, dunia dan materi kita peroleh, begitupun ganjaran dari Tuhan. Semoga, Amin. (Dimuat di Bulletin Baraka, KBRI Tripoli, Libya)

KEMERDEKAAN HAK SETIAP MANUSIA



Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan’.


Demikian preambule Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Bahwa kemerdekaan adalah hak setiap umat manusia karena pada hakikatnya manusia tercipta dalam keadaan merdeka. Kemerdekaan merupakan hak dasar setiap manusia.


Berbicara tentang kemerdekaan dalam konteks kebangsaan Indonesia perlu penetrasi lebih dalam karena penuh dengan nilai-nilai penegakan kemerdekaan individual bangsa Indonesia. Para pejuang dan kesuma bangsa sangat menyadari makna kemerdekaan tersebut karena mereka merasakan betapa pahit dan menderitanya hidup di alam penjajahan dan ketidakmerdekaan. Oleh sebab itu, pengorbanan yang berdarah-darah, jiwa, nyawa, harta dan sebagainya menyertai perjuangan mereka. Makna kemerdekaan dan nilai-nilai kemerdekaan tersebut tidak hanya dimaknai dalam konteks dibawah penjajahan asing yang menguasai dan menduduki negara tertentu, tapi ia sendiri berada dalam konteks semua zaman dan masa. Kapanpun, setiap ketidakmerdekaan dirasakan oleh setiap manusia dan negara, maka sesungguhnya kemerdekaan hakiki belum dinikmatinya.


Mengutip Cak Nur, bahwa kita masih dalam proses, belum sampai pada tujuan. Oleh karena itu perjuangan pemerintah Republik Indonesia untuk mewujudkan cita-cita kebangsaannya harus mendapat dukungan dan partisipasi kita semua, rakyat dan bangsa Indonesia, baik yang berada di tanah air maupun yang berada di luar negeri. Apalagi kita yang bekerja di Libya maka ‘makna dan nilai’ kemerdekaan tersebut menjadi pertaruhan watak kinerja kita semua. Dalam arti bahwa sebagai manusia yang merdeka identik harus sejalan dengan ‘nilai-nilai kualitas dan kewujudan kemerdekaan’ secara maksimal. Apa yang kita kerjakan dalam bidang tugas dan pekerjaan tersebut merupakan bentuk makna kemerdekaan hakiki dan itu sudah cukup sebagai sumbangsih terhadap Negara. Untuk memperjelas makna filosofis diatas, adalah secara kreatif kita mengerjakan tugas dan tanggungjawab terhadap pekerjaan kita tanpa melihat diperhatikan atau dilihat atasan. Ini yang saya maksudkan dengan ’nilai-nilai dan makna kemerdekaan’. Makna ini lawannya adalah ‘budak’ atau ‘perbudakan’. Orang yang merasa dirinya sebagai ‘orang meredeka’, bukan budak dia akan bertanggungjawab secara penuh dan jujur terhadap pekerjaannya tanpa ada pengawasan dari orang lain. Pengawasan itu ada dalam dirinya, yaitu hati nurani dan Tuhan. Makna kemerdekaan dan budak tersebut tepat dengan adagium bahasa Arab, ‘Al-Abdu yudhrabu bi al-asha, wa al-hurru yakfi bi al-isyarah’. ‘Budak (megerjakan kewajiban dan tugaasnya) harus dipukul dulu dengan tongkat, sedangkan orang merdeka cukup dengan isyarat saja sudah faham kewajiban dan tugasnya’.


Semoga dengan peringatan hari proklamasi 17 Agustus 1945 dan semangat perjuangan para pejuang yang mendahuluinya menjadi pedoman dan tolok ukur kita untuk berjuang di alam kemerdekaan Republik Indonesia dalam konteks yang lebih luas dalam ‘nilai-nilai dan makna kemerdekaan hakiki yang sesungguhnya’. Jangan seperti budak yang bekerja harus dicambuk dulu. Semoga… (http://www.fakirilmu.blogspot.com/)


dimuat di Bulletin Baraka, KBRI Tripoli, Libya

SERAH TERIMA JABATAN DI LINGKUNGAN KBRI TRIPOLI


Pada hari Ahad, 27 Juli 2008 telah dilakukan serahterima jabatan Bendaharawan dan Penata Kerumahtanggaan Perwakilan (BPKRT) di lingkungan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tripoli, dari pejabat lama Rustini Awod Raswady kepada penggantinya Agung Nur Cahyono. Rustini (biasa disapa Bu Yus telah menjalankan tugasnya sebagai BPKRT selama 3 tahun 3 bulan dan akan kembali ke Departemen Luar Negeri, Jakarta).

Acara serahterima jabatan dipimpin langsung oleh Duta Besar RI untuk Libya Bapak Drs. Sanusi, dan disaksikan oleh Kepala Kanselerai Drs. Endang Setiady dan Kepala Fungsi Ekonomi dan Politik Temu Alam, SE dan dihadiri oleh seluruh Home Based Staff dan Lokal Staff di lingkungan KBRI Tripoli. Acara berlangsung penuh khidmah dan tertib.

KEGIATAN MENJELANG 17 AGUSTUSAN

KEGIATAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PERINGATAN PROKLAMASI RI KE-63 KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA (KBRI) TRIPOLI.

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tripoli, Libya, dalam rangka menyambut peringatan hari proklamasi dan resepsi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-63 menyelenggarakan perlombaan dan pertandingan olahraga. Kegiatan tersebut bertempat di gedung KBRI Tripoli pada tanggal 8 dan 15 Agustus 2008. Puncak acara tersebut adalah pemberian hadiah dan pengundian door prize diadakan pada tanggal 15 Agustus 2008. Acara kegiatan diikuti oleh Staf KBRI, masyarakat Indonesia dan mahasiswa yang sedang nyantri di Kulliyat Al-Dakwah Al-Islamiyah, Tripoli. Kegiatan olah raga dan kamasyarakatn tersebut dilakukan dengan bekerja sama antara KBRI Tripoli dengan PT. Citramegah Karya Gemilang (CKG).

KOLOM: PESAN-PESAN BIJAK

… DAN ALAMPUN MERESPONS TINGKAH KITA



Penulis Amerika Rhonda Byrne, dalam karya best sellernya ‘SECRET’, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama yang juga menjadi buku best seller menjelaskan tentang respon alam semesta terhadap tingkah laku manusia terhadapnya. Bila alam disayangi maka alam pun akan merespons kasih sayang tadi secara positif. Hal ini bisa kita buktikan misalnya, dengan mengambil dua buah sampel tanaman hias. Keduanya disiram dan dirawat setiap hari. Pot yang satu disiram dengan sentuhan kasih sayang; sedangkan yang satunya lagi disiram tanpa sentuhan kasih sayang. Buktikan perbedaan kedua pot bunga tadi. Aura dan ‘brightness’ bunga yang disiram dengan kasih sayang akan berbeda dengan bunga yang disiram tanpa sentuhan kasih sayang. Walau kedua-duanya sama-sama disiram. Contoh lain boleh juga kita mencobanya dengan memaki-maki pot tadi, sedangkan yang lainnya dirawat dengan elusan dan buaian cinta. Kedua pohon tadi akan merespon terhadap apa yang diberikan oleh manusia.

Dalam hal yang lebih luas tentang respons alam ini adalah bukti bahwa apa yang diusahakan oleh kita sesuai dengan ‘effort’ yang dikeluarkannya, dan feed backnya pun akan sebesar itu pula yang diberikan alam kepada orang tadi. Usaha yang ditempuh seseorang akan mendapatkan sebanding dengan yang diusahakan. Al-Qur’an banyak sekali membicarakan masalah ini, misalnya dalam ayat yang berbunyi, “manusia akan mendapatkan (haknya) sesuai dengan apa yang diusahakannya”. Teori ini lebih lanjut bisa dijelaskan bahwa apa yang diperoleh seseorang melalui jalan yang tidak sah, haram, bukan haq dan lain sebagainya, akan hilang dari ‘kepemilikan’ orang tadi. Prosesnya sangat alamiah. Secara hukum alam - menurut kaum spiritual - kepemilikan itu akan hilang secara alamiah, bisa melalui berbagai proses seperti sakit, kecurian, bencana, musibah dan macam-macam cara, sehingga menyisakan apa yang ada saat itu. Sebenarnya, ‘sisa yang ada itu’ adalah hak miliknya yang dia ambil secara benar dan halal. Memang ketika kita masih merasa serba ‘wah’, kuat, mampu, tidak merasakan sisi-sisi spiritual ini, tapi pasti akan menjadi lain, bila mengalami musibahnya. Persolaannya adalah pada time of respons yang dialami oleh masing-masing orang.

Kita sering sekali lengah dan lupa akan hal ini. Salah satu contoh yang dapat dikemukakan disini, misalnya, kita bisa saja memalsukan ‘pendapatan’ dengan cara yang tidak halal. Kita menerima pendapatan tersebut dengan tertawa dan gembira. Tapi sebenarnya kita sedang merajut nestapa yang kita ciptakan sendiri. Karena alam sedang merekam tingkah kita. Rekaman alam ini merupakan time of respons sikap dan tingkah laku yang kita perbuat. Dan rekaman alam semesta ini sangat smooth sehingga tidak dapat dirasakan pada saat itu. Persitiwa ini bila dikonversi ke dalam ajaran agama, proses tersebut merupakan ‘pengawasan’ Tuhan terhadap ulah kita. “Sesungguhnya Tuhanmu Mahamerekam (perbuatanmu)” Q.s., Al-Fajr: 89:14, demikian firman Tuhan.Jadi rugi dan sia-sialah yang kita usahakan dari ketidakjujuran. Karena pasti akan pergi dari diri kita. Apalagi kalau ketidakjujuran tersebut sangat besar dampaknya bagi orang banyak, sehingga bisa menyengsarakan mereka sepanjang hidup; dan kita mendapatkan dua kali kerugian. Rugi bagi diri sendiri dan merugikan diri orang lain, bahkan lebih jauh lagi dapat dikatakan rugi dunia-akherat.!!

Dimuat di buletin Baraka KBRI Tripoli, Libya.

MUNAFIK: KAJIAN MUKADDIMAH SURAT AL-BAQARAH (2: 1-20)

MUNAFIK: Kajian Mukaddimah Surah Al-Baqarah (2:1-20).

Mukaddimah surah Al-Baqarah terdiri dari 20 ayat pertama dari surah tersebut. Surah Al-Baqarah merupakan surah terpanjang dalam Al-Qur’an, dan juga surah terlama turun di Madinah karena meliputi seluruh kurun kehidupan Nabi saw selama di Madinah, kurang lebih 10 tahun lamanya. Boleh dikatakan bahwa surah ini merupakan wujud perjalanan kehidupan Nabi saw dan manusia pada masa sesudahnya sampai hari kiamat.

Perlu dicermati bahwa Mukaddimah surah Al-Baqarah ini membicarakan tiga tipe manusia yang sepanjang sejarah kehidupan sampai kiamat nanti tetap eksis. Pertama, manusia yang masuk ke dalam golongan orang-orang bertaqwa, dibicarakan pada lima ayat pertama; kemudian diikuti dengan pembicaraan lawan orang-orang bertaqwa yaitu manusia yang masuk dalam pengingkaran terhadap Tuhan (kafir), tapi ‘gentle’ terus terang. Tipe ini berbicara hanya dalam dua ayat sesudahnya, ayitu ayat 6 dan 7. Selebihnya, 12 ayat (8-12) berbicara mengenai tipe mayoritas manusia yang, bukan masuk kategori kelompok muttaqin dan juga bukan juga yang ‘gentle’ kafir. Kelompok ini dikenal sebagai kelompok ‘munafik’, dan merupakan kelompok mayoritas dalam kehidupan dunia sebagaimana jumlah ayatnya juga terbanyak dibicarakan dibandingkan dengan ayat yang membicarakan kedua tipe sebelumnya.

Perlu diketahui bahwa dari susunan mushaf surah Al-Baqarah merupakan bentuk saripati tipe manusia yang ada dalam perjalanan kehidupan ini. Maka dapat dikatakan bahwa manusia munafik merupakan tipe manusia terbanyak dalam kehidupan ini, bahkan tanpa disadari kita telah menjadi manusia munafik, terlepas dari latar belakang pendidikan, suku, golongan, gender, dsb.

Coba saja perhatikan lingkungan sekitar hidup kita saat ini, baik lingkungan rumah, kantor, dan lain sebagainya, tidak terlalu sulit menemukan ‘kaum munfik’. Dalam surah Al-Baqarah ini, Allah menjelaskan bahwa kaum munafik ini jika berada pada kelompok mereka, mereka akan berkata lain; tapi bila berada dalam kelompok lain, dia berkata lain. Jelasnya begini, kalau dia berada pada kelompoknya, dia akan mencaci maki kelompok lain, mencaci maki bahkan dengan perkataan keji, termasuk orang-orang yang berjasa terhadap dirinya, misalnya dalam kepegawaian, kepangkatan, pekerjaan, jasa, dsb; tapi bila dia berada pada kelompok (yang tadi dicacinya) itu, dia akan menjilat sehabis-habis penjilatan. Bisa dengan memuji, membungkukkan badan, berbusa-busa mendukung, dsb’. Itu yang dimaksud penjelasan ayat 14 surah Al-Baqarah dalam bahasa vulgarnya. Jadi tidak terlalu susah payah kita merumuskan teori siapa itu munafik. Lihat saja.. apakah dia penjilat atau pejuang, namun, alas… manusia model ini yang terbanyak kita temui dalam hidup ini. Dan Allah pun sudah mengancamnya, bahwa ‘kaum munafik itu akan menghuni kerak neraka’. Bahkan Al-Qur’an menisbatkan mereka dengan seburuk-buruk ungkapan seperti, mereka adalah ‘monyet kurapan’ (qiradatan khasi’in). Nauzubillah…
(bahan untuk Kelompok Pengajian Masyarakat Indonesia Al-Sarraj, Tripoli, Topik: Tafsir Tahlili).

PROF. ABDUL AZHIM MUTHINI FI ZIMMATILLAH

Ummat Islam dan Universitas Al-Azhar Mesir telah kehilangan seorang ulamanya, Prof. Dr. Abdul Azhim Al-Muthini, yang selama hidupnya siang dan malam mendakwakan ajaran Islam dan menolak dan membantah tuduhan yang menyerang Islam, baik umatnya dan rasulnya. Al-marhum secara umum membela pemikiran Islam secara akidah, peradaban dan sejarah dalam menghadapi pemikiran Barat dan skuler yang menjadi kepanjangan tangan dan meguasai kehidupan kebudayaan, pemikiran dan politik umat Islam. Beliau juga mempunyai andil besar dalam kajian keislaman melalui karya tulis, mengajar di berbagai Universitas, memberikan ceramah khutbah, makalah seputar masalah kajian keislaman dan lain sebagainya.

Prof. Dr. Abdul Azhim Ibrahim Muhammad Al-Muthini dilahirkan pada tahun 30an di sebuah desa Manshurah, Markaz Kum Ombo, Aswan, Selatan Mesir. Adapun nasabnya berasal dari suku Khazraj, Madinah Munawwarah yang hijrah ke Mesir pada masa al-fatah Islam ke Mesir pada tahun 19 H. Abdul Azhim kecil hidup bersama ayahnya di desanya hingga dapat mengeja huruf dan belajar Al-Qur’an serta ilmu-ilmu keislaman lainnya. Ketika Kerajaan membuka sekolah di desanya, dia pun masuk sekolah yang didirikan selama dua tahun. Selain itu dia juga belajar dan membaca dari perpustakaan milik saudaranya Ahmad yang juga berminat dalam bidang peradaban dan kajian keislaman. Dia mempunyai koleksi buku-buku dalam bidang fikih, tafsir, majalah mingguan yang digeluti oleh Abdul Azhim kecil, sehingga ahirnya menimbulkan kecintaannya kepada kajian keislaman. Disamping itu, dia juga terpengaruh dengan pendakwah dari Al-Azhar yang diutus ke desanya, sehingga ia menyenanginya. Salah seorang tetua disedanya, Syeikh Nu’man Ragab Syattah menyarankan agar dia mendaftar di Sekolah Al-Azhar sehingga dapat menimba ilmu yang melimpah ruah disitu.

Syeikh Nu’man memberikan Abdul Azhim formulir untuk mendaftar di Sekolah Al-Azhar di Kairo pada tahun 1951, tapi ia tidak diterima. Tapi ia dapat masuk pada tahun berikutnya. Pada tahun 1962 dia masuk Fakultas Bahasa Arab, Universitas Al-Azhar dan lulus tahun 1966 dengan nilai, ‘very good’ (jayyid jiddan) dalam bidang Bahasa dan Sastra Arab. Kemudian masuk ke Fakultas Pasca Sarjana di Jurusan Balaghah dan Kritik Sastra dan dia mengajukan thesisnya yang berjudul, ‘Sahar al-bayan fi Majazat al-Qur’an’, dengan nilai ‘cumlaude’. Pada tahun 1986 dia mengikuti program Doktoral dan menulis disertasi, ‘Khasha’is al-ta’bir fi Al-Qur’an Al-Azhim… Simatuhu al-Balaghiyah’ dan berhasil dipertahankan dengan nilai ‘cumlaude dengan kepujian utama’. Pada tahun 1974 ia berhasil menjadi anggota Persatuan Wartawan Mesir.
Pada saat yang sama dia bekerja sebagai dosen di pendidikan asing di Institut Notherdam, di kawasan Misr al-Jadidah. Pada tahun 1974 dia diangkat sebagai dosen di Fakultas Bahasa Arab di Universitas Al-Azhar, dan pada tahun 1981 ia berhasil mencapai Associate Professor kemudian mendapat gelar Guru Besar.

Prof. Muthini membimbing dan menguji 63 risalah ilmiah, baik thesis maupun disertasi di Mesir, Saudi Arabia dan Libya, menyampaikan lebih dari 1000 khutbah jum’at di berbagai masjid di Mesir, dan menulis lebih dari 1000 makalah dan riset di jurnal, Koran, majalah di Mesir dan dunia Arab. Memberikan lebih dari 3000 siaran radio ‘Idza’ah Al-Qur’an di Mesir dan Saudi Arabia. Dia juga aktif berpartisipasi dalam konferensi internasional, seminar, diskusi ilmiyah dll.
Beliau juga anggota Dewan Redaksi Majalah Al-Dakwah, anggota al-Majlis al-A’la Li al-Syu’un al-Islamiyah, anggota al-lajnah al-Ulya Li Takhthith al-Mausuat al-Islamiyah, anggota Majlis al-Fikr al-Islamy al-Alamy, dan penasehat ilmiyah Rektor Universitas Ummul Qura, Makkah. Beliau juga berguru di luar kuliah kepada para dan ulama masyaikh seperti Syeikh Muhammad Al-Ghazali, Ustaz Abbas Mahmoud Al-Aqqad, Ust Ahmad Hasan Al-Zayyat, Prof. Dr. Abdul Rahman Atthar, Prof. Dr. Ali Al-Ammary dan Prof. Dr. Abdul Ghani Al-Rajihi (yang juga dosen saya dalam mata kuliah Tafsir di Post Graduate (Dirasat Ulya), Universitas Al-Azhar tahun 1987-1988).

Diantara karya tulis Prof. Dr. Abdul Azhim, dalam bidang Balaghah, Kajian Al-Qur’an dan Kritik Sastra lebih dari 50 buah, antara lain: ‘Zhahirat al-Ghumudh fi al-Syi’r al-Araby al-Hadits’, ‘Sarathan al-Ashr’, ‘Mashadir al-Ibda’ bayn al-Ashalah wa al-Tazwir’, ‘Ilm al-Uslub fi al-Dirasat al-Adabiyah al-haditsh’, ‘Samahah al-Islam fi al-Dakwah ilallah wa al-Alaqat al-Insaniyah’, ‘ Mabadi’al-ta’ayush al-Silmy al-Alamy fi al-Islam’, ‘Iftira’at al-Mustasyriqin ala al-Islam’, ‘Al-Fiqh al-Ijtihady al-Islamy’, dan ‘Uruba fi Muwajihat al-Islam’. Rahimallah faqid Misr wa al-alamayn al-Araby wa al-Islamy.

DI DEPAN TOKO PAKAIAN MEGHRIBI

Di depan toko pakaian Meghribi dan sutera untuk pengantin wanita Libya

DI DEPAN BENTENG KOTA TUA TRIPOLI



Jadi turis dan bergaya di depan benteng lama kota Tripoli, Libya. Nampak di belakang adalah ointu gerbang dan didalamnya merupakan pasar tradisional yang barang-barang souvenir, pakaian khas Meghribi, emas, dan lain-lain.

MEMBACA DOA 17 AGUSTUS 2008


Photo diatas diambil pada upacara peringatan Hari Proklamasi RI ke-63, 17 Agustus 2008.

DUTA BESAR RI UNTUK LIBYA BERSAMA IBU DAN LOKAL STAFF


Gambar diatas adalah photo bersama Duta Besar RI untuk Libya, Drs. Sanusi dan isteri Rita Juita Sanusi serta lokal Staff KBRI Tripoli.

MUFTI MESIR MENGELUARKAN FATWA YANG MENGHARAMKAN MEWARISI KEKUASAAN KEPADA PUTERA (SISTEM KERAJAAN)

Fatwa yang dikeluarkan oleh Darul Ifta Mesir masih menjadi perdebatan panjang secara politik di Mesir, karena untuk pertama kali fatwa tersebut menyentuh aspek terdalam dalam perpolitikan Mesir yaitu masAlah warisan kekuasaan dalam pemerintahan. Kelompok oposisi mengatakan bahwasanya itu skenario yang disiapkan agar Gamal Mubarok, putera presiden Mesir sekarang Hosni Mubarak, akan mewarisi ayahnya dalam pemerintahan melalui pemilihan ‘mahkumah’. Tapi Presiden Mubarok membantah skenario tersebut dan menyebutnya sebagai hal yang mengada-ada dan fitnah belaka.

Mufti Mesir, Dr. Ali Jum’ah mengatakan sesungguhnya fiqih Islam tidak membolehkan pewarisan kekuasaan, karena tidak berlaku dalam imamah umat Islam, sebagaimana fikih Islam juga melarang mengangkat putera mahkota sebagai pemilihan calon penguasa yang menggantikannya. Fatwa tersebut mengatakan bahwa tidak boleh mewariskan kekuasaan dalam bentuk apapun. Bahwa komitmen pada undang-undang dan sistem Negara yang telah disepakati oleh rakyat melalui Dewan Perwakilan adalah wajib hukumnya secara syar’i untuk ditaati, dan apaun perubahan dalam sistem kekuasaan boleh secara syar’i dengan syarat sesaui dengan kehendak rakyat.