Minggu, 30 November 2008

KEKERASAN SEKTARIAN MENGANCAM KEAMANAN NASIONAL MESIR


Kekerasan yang bernuansa sektarian kembali merebak di Mesir. Pe
ristiwa yang terjadi di Cairo Timur baru-baru ini merefleksikan pecahnya kedamaian dan tolernsi antara kristen Koptik dengan Islam. Pada peristiwa tersebut para saksi mata mengatakan bahwa ribuan kaum Muslim mengepung salah sebuah bangunan di Cairo Timur setelah umat kristen koptik melakukan kebaktian tanpa memperoleh izin dari penguasa setempat untuk membangun gereja. Para pengunjuk rasa memblokir jalan dan mengancam akan menghancurkan bangunan gereja. Walaupun adanya intervensi pihak keamanan anti huru hara kekerasan tetap terjadi dengan pelemparan batu terhadap kendaraan yang lalu lalang dan juga dari beranda rumah-rumah yang berdekatan yang menyebabkan beberapa orang cedera.

Hal ini terjadi bukan untuk pertama kali di Mesir. Pada tahun 70an juga terjadi bentrokan antara pemeluk kristen Koptik dengan umat Islam di Cairo timur ketika sebuah gereja di daerah tersebut dibakar massa. Penguasa pada saat itu mengatakan bahwa persoalan tersebut merupakan persoalan politik dan harus diselesaikan secara politik. Kemudian pemerintah mebentuk team pencari fakta yang menyiapkan laporan mengenai masalah kristen Koptik. Tapi tidak sempat dibicarakan dan diambil tindakan laporan tersebut. Sejak saat itu, konflik sara agama antara kedua pemeluk agama tersebut terus berlanjut.

Para pengamat mengatakan bahwa peristiwa sara tersebut hanya memancing di air keruh, karena sebenrnya persoalan kerusuhan sara tersebut merupakan muadalah yang terselubung di masyarakat Mesir. Buktinya adalah ketegangan yang emuncak diantara kedua eklompok tersebut akhir-akhir ini. Peristiwa ini mengancam kedamaian dan stablitas keamanan dalam negeri mesir. Yang menambah persoalan semakin rucam adalah bahwa kekerasan sara ini tidak berpusat (la markaziyah) dan memukul berbagai pihak. Pada tahun 2003 dalam kerusuhan antara kedua kelompok tersebut menewaskan 8 orang yang terjadi di desa Al-kasyah, kl 440 km dari Cairo. Kota iskandariyah juga terkena kerusuhan pada bulan Oktober tahun yang sama akibat pementasan masrahiyah yang menyebabkan protes dari kaum muslim di Gereja Mary Gerges. Dalam peristiwa ini 3 orang meninggal dunia dan puluhan orang lagi mengalami cedera. Pada April tahun 2006 juga di Iskandariyah terjadi peristiwa yang sama dengan penyerangan beberapa gereja di kota tersebut. Pada bulan juni tahun yang sama juga terjadi kerusuhan di daerah padang pasir yang menyebabkan satu orang muslim meinggal dan 4 orang kristen, dua diantaranya pendeta yang disebabkan konflik masalah tanah di dekat gereja.

Pada awal bulan ini, keamanan Mesir dengan menggunakan gas air mata menghentikan kerusuhan antara kedua kelompok agama tersebut di Propoinsi Al-manya gara-gara jenazah orng Islam lewat di kampung kristen koptik. Dalam peristiwa ini polisi menahan 40 orang dari kedua belah pihak.

Perang antara kedua pemeluk agama tersebut tidak berhenti hingga disitu, mereka juga melakukan perang jumlah penduduk. Menurut catatan pemerintah, jumlah pemeluk Kristen Koptik antara 6 -8 % dari total penduduk Mesir yang berjumlah 80juta jiwa. Akan tetapi Paus Sonodah III menyatakan bahwa jumlah penduduk Kristen koptik di Mesir sebanyak 12 juta jiwa berdasarkan gembala yang dilakukan oleh Gereja Koptik.

Kapankah berakhir konflik sara tersebut??

Al-Arab, 25 Nopember 2008-11-28

Tidak ada komentar: