Jumat, 05 September 2008

DARI PESANTREN KE PESANTREN


Judul diatas saya berika untuk situasi mahasiswa kita yang belajar di Kulliyat Dakwah Islamiyah, Tripoli, Libya. Judul itu diambil dari komentar beberapa orang masyarakat yang mengamati situasi belaajr mereka. Artinya sebenarnya apa yang mereka pelajari sama seperti yang mereka pelaajri di pesantren di Indonesia, cuma 'dalam bahasa Arab' saja.

Memang betul bahwa kajian keislaman di indonesia jauh lebih maju ketimbang kajian keislaman di negara-negara Arab, apalagi di Kulliyah Dakwah Islamiyah Tripoli. Disini mahasiswa masih didoktrin atas satu pandangan mainstream. Belum ada pencerahan, penghargaan terhadap perbedaan, dll. Masih gaya komunisme yang mendoktrin 'warganya'. Jadi outputnya tidak berbeda. Mahasiswa yang merupakan produk mereka tidak beda. Hal ini terlihat dari obrolan dengan mereka. jadi yah... payah...

Tidak ada komentar: