Minggu, 07 Desember 2008

BAND CEWEK PERTAMA SAUDI

Nampaknya bahwa suara-suara wanita Saudi sudah mulai bergaung. Setelah sekian abad dibawah dominasi laki-laki dan wanita mempunyai peran dalam kehidupan masyarakat kecuali melahirkan dan melayani suami. Hal ini ditandai dengan didirikannya sebuah group band cewek pertama Saudi. Nama groupnya adalah ‘The Accolade’. Mereka memainkan musik mereka di pesta-pesta di komplek perumahan yang biasanya ditempati warga asing. Langkah ini boleh jadi masuk dalam agenda perubahan yang disuarakan oleh LSM Internasional yang menuntut didobraknya ‘fundamentalisme’ dan dominasi laki-laki serta adanya perubahan bagi wanita Saudi di masyarakat.

Salah seorang pendiri band tersebut, Dina (21 tahun) pemain gitar, mengatakan bahwa generasi baru saat ini berbeda dengan generasi jadul. Segala sesuatu pasti berubah. Para aktifis Saudi juga menyuarakan sama dengan suara-suara LSM asing. Beberapa Organisasi Wanita di Saudi menuduh tidak adanya kesadaran kaum lelaki Saudi terhadap hal tersebut. Protes tersebut misalnya dilakukan melalui lagu yang diciptakan oleh group tadi berjudul ‘Pinokio’ yang sudah diliris melalui internet sebagai protes mereka. Walaupun mereka sudah melakukan seperti itu, tapi masih sulit untuk mendobrak dominasi ‘raja’ laki-laki yang mengkampanyekan beristri 4 (poligami) – sebagai catatan bahwa pria Saudi banyak yang beristri 4, bahkan menikahi lebih dari 4 orang wanita, tapi diceraikan dan hanya mempertahankan 4 orang istri saja, dan hal ini diekspor ke Indonesia melalui kawan-kawan aktifis kelompok tertentu yang dipengaruhi oleh pemikiran Wahabi (di Saudi dikenal Salafi). Tapi menurut lamya, juga pendiri dan vocalis band tersebut, bahwa mereka tetap berjuang menuntut perubahan terhadap wanita Saudi, walaupun kami dibilang orang gila. Yang penting adalah adanya perubahan bagi kami. Dikatakan bahwa tatanan masyarakat Saudi banyak menghambat wanita Saudi dalam kehidupan keseharian mereka seperti tidak boleh mengendarai mobil, bepergian tanpa pendamping muhrim.

Para pendukung HAM Barat mengkritik Saudi dengan penerapan secara ketat konsep salafi dengan superioritas laki-laki sehingga para wanita Saudi yang sudah melek pendidikan menuntut hak mereka yang semakin hari semakin terakumulasi sehingga menimbulkan reaksi yang mendapatkan tanggapan dari masyarakat wanita disana. Langkah protes tersebut misalnya mereka menuntut diperbolehkan dapat menyetir mobil sendiri, hal ini merupakan langkah pertama dalam sejarah di Saudi, dimana di Negara tersebut satu-satunya Negara di dunia yang tidak membolehkan wanita mengendarai mobil.

Para mengamat menyatakan bahwa Saudi sekarang sudah mulai patuh pada ‘tuan uncle Sam AS’ berdasarkan pernyataan Raja Abdullah bin Abdul Aziz yang menyerukan kebebasan individu, khususnya pada dialog agama yang diprakarsai oleh Raja Saudi tersebut di PBB New York baru-baru ini.

Koran Al-Arab Int., London, 28 Nopember 2008-12-07

Tidak ada komentar: