Selasa, 26 Agustus 2008

AYAT SUCI AL-QUR'AN DAN SHALAWAT NABI BERKUMANDANG DI AUDITORIUM CHINESE UNIVERSITY OF HONGKONG


Seperti yang saya tulis sebelumnya mengenai malam budaya dan agama 'Harmony in Diversity: A New Generation of Global, Cultural and Religious Perspectives' yang diselenggarakan oleh Department of Cultural and Religious Studies, The Chinese University of Hongkong, umat Islam Indonesia tampil mewakili agama Islam. Acara yang menampilkan semua agama yang ada di Hongkong ini kecuali Yahudi, mula-mula tampil adalah wakil dari Katolik. Mereka membawakan lagu Ubi Caritas est Vera, Deus ibi est, kemudian dilanjutkan dengan lagu 'Exsuptate Justi" Ludovico Grossi da Viadana. Setelah itu dilanjutkan oleh wakil agama Konghuchu, yang membawakan lagu dalam bahasa Mandarin. Lalu tampil wakil dari agama Islam.

Agama Islam menampilkan group kasidah para akhawat yang dibina oleh pihak Dakwah Committee Islamic Union of Hongkong. Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an dan shalawat Nabi dan diakhiri dengan lagu Rindu padamu Ya Allah dalam bahasa Cantonis.
Setelah wakil agama Islam, tampil wakil agama Hindu yang membawakan lagu Krishna. Berkumandanglah selama 15 menit alunan lagu tersebut " Hare Krishna Hare Krishna, Krishna Krishna Hare Hare, Hare Rama Hare Rama Rama Rama Hare Hare". Setelah itu tampil wakil dari Protestan membawakan lagu the Bread dan I say Jesus, Jesus, I say Jesus. It's You diiringi band rock.

Seperti yang saya komentari bahwa acara seperti ini patut dicontoh karena akan memberikan wawasan bagi masyarakat kita yang majemuk dalam soal agama, sehingga tidak perlu terjadi ribut dan bermusuhan seperti yang terjadi di Ambon dan Poso. Generasi muda Hongkong (Pelajar dan siswa-siswi sekolah) diberi kesempatan untuk mengetahui agama-agama yang ada di Hongkong, sehingga wawasan pluralitas keagamaan mereka tumbuh. Walaupun saya baru tahu kalau banyak diantara mereka yang tidak beragama (no religion). Saya kira contoh yang selama ini menjadi trade mark Paramadina yang menyamakan semua agama tidak perlu lagi dilanjutkan, karena kita mengambil contoh dari Hongkong tentang makna sebenarnya dari pluralisme agama.

Bila ada yang ingin dikomentari dan ditanggapi, saya sangat berterima kasih. Saya tunggu.

Salam,

Nasruddin Latief,
Hongkong, 13 Juli 2005.

Tidak ada komentar: