Selasa, 26 Agustus 2008

MUNAFIK: KAJIAN MUKADDIMAH SURAT AL-BAQARAH (2: 1-20)

MUNAFIK: Kajian Mukaddimah Surah Al-Baqarah (2:1-20).

Mukaddimah surah Al-Baqarah terdiri dari 20 ayat pertama dari surah tersebut. Surah Al-Baqarah merupakan surah terpanjang dalam Al-Qur’an, dan juga surah terlama turun di Madinah karena meliputi seluruh kurun kehidupan Nabi saw selama di Madinah, kurang lebih 10 tahun lamanya. Boleh dikatakan bahwa surah ini merupakan wujud perjalanan kehidupan Nabi saw dan manusia pada masa sesudahnya sampai hari kiamat.

Perlu dicermati bahwa Mukaddimah surah Al-Baqarah ini membicarakan tiga tipe manusia yang sepanjang sejarah kehidupan sampai kiamat nanti tetap eksis. Pertama, manusia yang masuk ke dalam golongan orang-orang bertaqwa, dibicarakan pada lima ayat pertama; kemudian diikuti dengan pembicaraan lawan orang-orang bertaqwa yaitu manusia yang masuk dalam pengingkaran terhadap Tuhan (kafir), tapi ‘gentle’ terus terang. Tipe ini berbicara hanya dalam dua ayat sesudahnya, ayitu ayat 6 dan 7. Selebihnya, 12 ayat (8-12) berbicara mengenai tipe mayoritas manusia yang, bukan masuk kategori kelompok muttaqin dan juga bukan juga yang ‘gentle’ kafir. Kelompok ini dikenal sebagai kelompok ‘munafik’, dan merupakan kelompok mayoritas dalam kehidupan dunia sebagaimana jumlah ayatnya juga terbanyak dibicarakan dibandingkan dengan ayat yang membicarakan kedua tipe sebelumnya.

Perlu diketahui bahwa dari susunan mushaf surah Al-Baqarah merupakan bentuk saripati tipe manusia yang ada dalam perjalanan kehidupan ini. Maka dapat dikatakan bahwa manusia munafik merupakan tipe manusia terbanyak dalam kehidupan ini, bahkan tanpa disadari kita telah menjadi manusia munafik, terlepas dari latar belakang pendidikan, suku, golongan, gender, dsb.

Coba saja perhatikan lingkungan sekitar hidup kita saat ini, baik lingkungan rumah, kantor, dan lain sebagainya, tidak terlalu sulit menemukan ‘kaum munfik’. Dalam surah Al-Baqarah ini, Allah menjelaskan bahwa kaum munafik ini jika berada pada kelompok mereka, mereka akan berkata lain; tapi bila berada dalam kelompok lain, dia berkata lain. Jelasnya begini, kalau dia berada pada kelompoknya, dia akan mencaci maki kelompok lain, mencaci maki bahkan dengan perkataan keji, termasuk orang-orang yang berjasa terhadap dirinya, misalnya dalam kepegawaian, kepangkatan, pekerjaan, jasa, dsb; tapi bila dia berada pada kelompok (yang tadi dicacinya) itu, dia akan menjilat sehabis-habis penjilatan. Bisa dengan memuji, membungkukkan badan, berbusa-busa mendukung, dsb’. Itu yang dimaksud penjelasan ayat 14 surah Al-Baqarah dalam bahasa vulgarnya. Jadi tidak terlalu susah payah kita merumuskan teori siapa itu munafik. Lihat saja.. apakah dia penjilat atau pejuang, namun, alas… manusia model ini yang terbanyak kita temui dalam hidup ini. Dan Allah pun sudah mengancamnya, bahwa ‘kaum munafik itu akan menghuni kerak neraka’. Bahkan Al-Qur’an menisbatkan mereka dengan seburuk-buruk ungkapan seperti, mereka adalah ‘monyet kurapan’ (qiradatan khasi’in). Nauzubillah…
(bahan untuk Kelompok Pengajian Masyarakat Indonesia Al-Sarraj, Tripoli, Topik: Tafsir Tahlili).

Tidak ada komentar: