Selasa, 20 Januari 2009

TIDAK ADA PILIHAN KECUALI PERLAWANAN




TIDAK ADA PILIHAN KECUALI PERLAWANAN (AL-MUQAAWAMAH)

Demikian judul kolom yang ditulis oleh Dr. Mohamed Al-Mabrouk Yunus di surat kabar ‘Al-Shams’ edisi 18 Januari 2009. Menurutnya bahwa tidak ada solusi bagi persoalan masalah Palestina setelah pengalaman yang menyakitkan ini (maksudnya, serangan brutal dan pembantaian keji terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza mulai 27 Desember 2008 hingga hari ini) sejak dirampok (ightishob) pada tahun 1948 oleh Israel. Sudah berapa banyak kesepakatan perjanjian perdamaian ditandatangani antara Palestina dengan Israel. Mulai dari Camp David, Oslo, Madrid, Barcelona, Usul Damai Arab, Proyek Persatuan Negara-Negara Mediteranea Sea yang digagas oleh Nicolas Sarkozy dan ditolak oleh Pemimpin Libya, Kol. Muammar Gaddafi, dan kesepakatan lainnya, dsb. Tapi kesemuanya itu ternyata hanya untuk menghancurkan Palestina tok. Bukannya menyelesaikan persoalan Palestina, tapi malah membuat Palestina menderita, nestapa dan menangis. Oleh karena itu, kata penulis, tidak ada pilihan lain selain mengadakan perlawanan dengan segala bentuk; tidak percaya dan mengakui semua tawaran dan usul perdamaian Negara-Negara Barat yang sudah diketahui berpihak kepada Israel setiap saat dan kapanpun serta tidak memperdulikan hak-hak bangsa Paestina, bahkan menganggap mereka, bangsa Palestina sebgai pengungsi. Padahal mereka pemilik tanah air yang dirampok. Pemilik jadi pengungsi dan perampok jadi ‘pemilik’. (Memang zaman sekarang zaman perampok. Dimana-mana ada perampok, dari picisan, puluhan dan ratusan juta bahkan miliaran…he..he..)

Pilihan perlawanan menyeluruh dari berbagai aspek, termasuk kembali membuka front dan posko bagi para relawan Arab, selama tentara Negara-Negara Arab Resmi tidak mampu atau tidak diinginkan kecuali hanya keluar ke medan parade untuk berbangga dan pameran saja, tidak pernah diuji coba di medan perang. Biarkan medan pertempuran berikan kepada relawan….

Semua bangsa Arab malu dengan kenyataan regim Negara Arab Resmi (Penguasa), yang menyebabkan semua bencana yang terjadi pada warga sipil Jalur Gaza dan ditanggung malu oleh semua bangsa Arab. Apalagi bangsa Palestina yang mengalami genocide, pembantaian massal, blockade dan diaspora sejak keatangan perampok tanah air mereka. Tidak ada lagi kesempatan perdamaian dengan kesepakatan (ittifaqat) dan pengakuan regim Israel dibawah fatamorgana yang namanya ‘perdamaian’. Perdamaian dengan Israel hanyalah fatamorgana (al-saraab). Israel justru melakukan pembunuhan dan penyiksanaan terhadap bangsa Palestina ketika adanya perdamaian maupun hubungan diplomatik dengan Negara Yahudi tersebut. Perluasan perumahan penduduk Yahudi semakin luas, blockade semakin menyiksa, bahkan mematikan penduduk Palestina secara perlahan-lahan serta pengusiran penduduk Palestina dari rumah-rumah milik mereka, tanah mereka dan lahan pertanian mereka. Di bawah dalih ‘ittifaqiyat’ tersebut Israel melakukan penggalian bawah tanah Masjidil Aqsha untuk melakukan proses yahudisasi kota Yerusslam (Ursalem, kota perdamaian bagi agama samawi)

Apakah setelah semua kebohongan ini kita masih percaya????

Tidak ada komentar: