Selasa, 20 Januari 2009

TIDAK ADA PILIHAN KECUALI PERLAWANAN




TIDAK ADA PILIHAN KECUALI PERLAWANAN (AL-MUQAAWAMAH)

Demikian judul kolom yang ditulis oleh Dr. Mohamed Al-Mabrouk Yunus di surat kabar ‘Al-Shams’ edisi 18 Januari 2009. Menurutnya bahwa tidak ada solusi bagi persoalan masalah Palestina setelah pengalaman yang menyakitkan ini (maksudnya, serangan brutal dan pembantaian keji terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza mulai 27 Desember 2008 hingga hari ini) sejak dirampok (ightishob) pada tahun 1948 oleh Israel. Sudah berapa banyak kesepakatan perjanjian perdamaian ditandatangani antara Palestina dengan Israel. Mulai dari Camp David, Oslo, Madrid, Barcelona, Usul Damai Arab, Proyek Persatuan Negara-Negara Mediteranea Sea yang digagas oleh Nicolas Sarkozy dan ditolak oleh Pemimpin Libya, Kol. Muammar Gaddafi, dan kesepakatan lainnya, dsb. Tapi kesemuanya itu ternyata hanya untuk menghancurkan Palestina tok. Bukannya menyelesaikan persoalan Palestina, tapi malah membuat Palestina menderita, nestapa dan menangis. Oleh karena itu, kata penulis, tidak ada pilihan lain selain mengadakan perlawanan dengan segala bentuk; tidak percaya dan mengakui semua tawaran dan usul perdamaian Negara-Negara Barat yang sudah diketahui berpihak kepada Israel setiap saat dan kapanpun serta tidak memperdulikan hak-hak bangsa Paestina, bahkan menganggap mereka, bangsa Palestina sebgai pengungsi. Padahal mereka pemilik tanah air yang dirampok. Pemilik jadi pengungsi dan perampok jadi ‘pemilik’. (Memang zaman sekarang zaman perampok. Dimana-mana ada perampok, dari picisan, puluhan dan ratusan juta bahkan miliaran…he..he..)

Pilihan perlawanan menyeluruh dari berbagai aspek, termasuk kembali membuka front dan posko bagi para relawan Arab, selama tentara Negara-Negara Arab Resmi tidak mampu atau tidak diinginkan kecuali hanya keluar ke medan parade untuk berbangga dan pameran saja, tidak pernah diuji coba di medan perang. Biarkan medan pertempuran berikan kepada relawan….

Semua bangsa Arab malu dengan kenyataan regim Negara Arab Resmi (Penguasa), yang menyebabkan semua bencana yang terjadi pada warga sipil Jalur Gaza dan ditanggung malu oleh semua bangsa Arab. Apalagi bangsa Palestina yang mengalami genocide, pembantaian massal, blockade dan diaspora sejak keatangan perampok tanah air mereka. Tidak ada lagi kesempatan perdamaian dengan kesepakatan (ittifaqat) dan pengakuan regim Israel dibawah fatamorgana yang namanya ‘perdamaian’. Perdamaian dengan Israel hanyalah fatamorgana (al-saraab). Israel justru melakukan pembunuhan dan penyiksanaan terhadap bangsa Palestina ketika adanya perdamaian maupun hubungan diplomatik dengan Negara Yahudi tersebut. Perluasan perumahan penduduk Yahudi semakin luas, blockade semakin menyiksa, bahkan mematikan penduduk Palestina secara perlahan-lahan serta pengusiran penduduk Palestina dari rumah-rumah milik mereka, tanah mereka dan lahan pertanian mereka. Di bawah dalih ‘ittifaqiyat’ tersebut Israel melakukan penggalian bawah tanah Masjidil Aqsha untuk melakukan proses yahudisasi kota Yerusslam (Ursalem, kota perdamaian bagi agama samawi)

Apakah setelah semua kebohongan ini kita masih percaya????

Senin, 19 Januari 2009

MENDAMPINGI DUBES WAWANCARA

Photo diatas adalah saat menjadi penterjemah wawancara Dubes RI untuk Libya dengan surat kabar 'Al-Souq', Misurata yang diterbitkan oleh Misurata Free zone tgl. 4 Desember 2008 dalam kunjungan ke Kadin Misurata dimana diterima oleh Ketua Kadin Misurata, Moustafa Abou Funas (nampak dalam gambar disamping Dubes, Drs. Sanusi)

Dubes RI untuk libya sebelumnya telah melakukan kunjungan ke Kadin Benghazi dan Kadin Toubruk (tgl. 27 dan 29 Nopember 2009), tentunya sebelum itu telah mengadakan pertemuan dengan Kadin Libya Pusat. Dalam pertemuan yang dihadiri oleh Ketua Kadinda Misurat, Moustafa Abou Funas dan anggota pengurus Kadinda Misurata telah dibahas masalah peningkatan kerjasama antara pengusaha Indonesia dengan pengusaha Libya di berbagai bidang, terutama bidang perdagangan dan investasi. Dubes Sanusi menjelaskan bahwa belum lama (21-25 oktober 2008) delegasi pebisnis Libya telah mengunjungi Trade Expo Indonesia (TEI) 2008 di Kemayoran Jakarta yang dikordinasikan antara KBRI Tripoli dengan Libyan Indonesia Business Association (LIBA). KBRI juga mengundang para pengusaha dari Misurata untuk dapat melihat dari dekat dan mengunjungi TEI tahun 2009. Di lain pihak, Kadinda Misurata juga mengundang para pebisnis Indonesia untuk dapat berpartisipasi dalam pameran Printing dan teknologi yang diadakan di Misurata. Misurata, kl 300 km sebelah Timur Tripoli merupakan kota ke-3 terbesar di Libya setelah Tripoli dan Benghazi.

Dalam kesempatan yang lain, pada tgl. 28 Januari 2009 saya mndampingi Dubes RI juga mengadakan pertemuan dengan Dean, Kulliyah Dakwah Islamiyah (KDI), Tripoli, Prof. Dr. Mohamed Fathullah Al-Zayyadi. Dalam pertemuan tersebut Dubes mengucapkan terima kasih atas nama pemerintah RI kepada pihak KDI atas kerjasamasanya dengan pihak Indonesia selama ini, terutama di bidang pendidikan dimana KDI telah memberikan kesempatan kepada para mahasiswa Indonesia mengenyam pendidikan tingginya di KDI tersebut. Perlu dicatat bahwa mahasiswa Indonesia merupakan mahasiswa terbanyak jumlahnya yang belajar di akademi tersebut. Saat ini tercatat sebanyak kurang lebih 123 orang mahasiswa Indonesia dari total 1000 orang mahasiswa asing yang belajar di kampus tersebut. KDI, yang berada di bawah naungan World Islamic Call Society (WICS) mengelola sejumlah program studi Islamic Studies dan memberikan beasiswa penuh (full scholarship) kepada mahasiswa, yang nantinya diharapkan dapat berkiprah di bidang dakwah Islam ketika kembali ke masyarakat di tanah air mereka masing-masing. Mahasiswa yang diterima di KDI semuanya diasramakan dan diberi fasilitas lengkap berupa akomodasi, perlengkapan buku-buku dan uang saku. Dubes RI menyampaikan kepada Dean agar jumlah jatah mahasiswa yang diterima di KDI dapat dipertimbangkan untuk ditambah lagi mengingat Indonesia merupakan negara mayoritas Muslim terbesar di dunia. Pihak KDI mengatakan bahwa mengingat kapasitas dan kemampuan pihaknya maksimum dapat mengelola sebanyak 1000 orang mahasiswa saja dari seluruh dunia, maka belum dapat mempertimbangkan permintaan tersebut. Bahkan untuk itu, pihak KDI untuk tahun-tahun berikutnya akan memberlakukan skala penerimaan sesuai dengan total jumlah mahasiswa yang lulus dan menamatkan pendidikan mereka di KDI. Atau jumlah yang masuk (diterima) sebanyak jumlah mahasiswa yang lulus.

Pada hari yang sama juga, Dubes RI mengadakan pertemuan dengan Sekjen World Islamic Call Society (WICS), Prof. Dr. Mohamed Ahmed Sherif. Dalam pertemuan tersebut, Dubes mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan aktifitas dakwah WICS di Indonesia dan kawasan dunia lainnya dalam menyebarkan dakwah Islam yang hanif, moderat dan ramah. Salah satu aktifitas dan kegiatan dakwah WICS di Indonesia adalah dengan membangun ‘Gaddafi Islamic Center’ yang terletak di kawasan Sentul Selatan, Jagorawi, Bogor yang dikelola oleh tokoh dan dai Indonesia, antara lain, Muhammad Arifin Ilham, Aa Gym, Muhammad Syafi’i Antonio, Ary Ginanjar dsb. Pembangunan Islamic Center tersebut akan rampung dan diresmikan pada bulan Mei 2009. Dubes RI menyampaikan bahwa kegiatan dakwah yang dikelola oleh Gaddafi Islamic Center tersebut dapat melibatkan para alumni KDI yang dididik di bidang dakwah oleh WICS selama ini. Pembangunan pusat dakwah semacam itu juga bisa dikembangkan di kawasan lain di Indonesia, terutama kawasan Indonesia Tengah dan Timur.

Catatan:

Fasilitas yang diberikan pemerintah Libya (beasiswa) di KDI termasuk yang terbaik di antara beberapa negara Arab, seperti Mesir. Karena selama masa belajar para mahasiswa diberikan fasilitas asrama, makan 3 kali sehari lengkap dan bergizi, serta buku-buku teksbook. Fasilitas tiket diberikan pada tahun ke-2 bagi mahasiswa yang berprestasi (naik terus tingkat terus setiap tahun), disamping tiket gratis sewaktu datang dan pulang, sedangkan bagi yang diterima di doktoral (S20 diberikan lagi tiket datang. sedangkan di Mesir, bagi mahasiswa yang selesai S1, maka dia dikeluarkan dari asrama dan juga beasiswanya diputus. Saya termasuk yang merasakan hal tersebut sehingga pindah ke islamabad.

Disamping fasilitas diatas, masih juga diberikan uang saku walau ala kadarnya. Karena menurut keterangan Dean, beasiswa yang diberikan adalah dalam bentuk akomodasi dsb. Uang saku tersebut hanya kerahiman.

GAZA DI PANGGANGAN NERAKA



GAZA TAHTA AL-NAAR (GAZA DI PANGGANGAN NERAKA)


Berikut berupa catatan semacam kleidioskop pembantaian warga sipil Palestina di Jalur Gaza yang dilakukan oleh tentara zioneisme Israel, dimana para korban tewas hingga hari ke-11 sebanyak lebih dari 700 syahid dan lebih dari 3000 luka-luka.

1. 27 Desember 2008 Israel melakukan serangan dengan menggunakan pesawat tempur F-16 dan helikopter Apache ke Jalur gaza, dengan dalih menyerang sarang teroris –versi Barat – Hamas. Pada malam itu KBRI Tripoli menyelenggarakan peringatan malam tahun baru Hijrah 1430 H.

2. 1 Januari 2009 di kota Shur Lebanon diadakan sidang Istimewa Persatuan Parlemen Arab (al-Ittihad al-Barlaman al-Arabi) yang intinya mengutuk perbuatan israel dan meminta untuk menghentikan pembantaian warga sipil di Jalur Gaza. Tapi Israel tetap pada pendirian dan rencananya.

3. Jend. Mohamed Shushah, Gubernur Sinai Utara (Syamal Sina’) mengatakan bahwa pintu masuk Rafah tidak dibuka.

4. Ismail Haniyah (Perdana Menteri yang dinonaktifkan) mengatakan bahwa rekonsiliasi nasional dengan faksi-faksi Palestina dengan syarat pembebasan tahanan politik di Tepi Barat dan membuka pintu gerbang Rafah. Fatah menuduh Hamas telah memenjara tahanan anggota Fatah. Tapi Hamas membantah bahwa yang dipenjara adalah bukan tahanan politik, tapi tahanan akibat tindak kriminal. Bila ada anggota Fatah yang dipenjara, mereka kriminil, bukan politikus (1/1/2009).

5. Dr. Naim Yasin, Menteri Kesehatan Kabinet yang dinonaktifkan mengatakan bahwa Israel menghancurkan dan menyerang gedung-gedung milik pemerintah seperti Dep. Pendidikan, Dep. Kehakiman, Majlis syura, dan rumah penduduk. Menyerang penduduk dan warga sipil. Israel membunuh manusia tak berdosa (al-abriya). (1/1/2009), terutama anak-anak, perempuan dan orang tua usia.

6. Bantuan Qatar sudah 3 hari tertunda di depan pintu gerbang Rafah, Mesir, karena tidak diizinkan oleh pemerintah Mesir masuk via Rafah. Mesir menyatakan boleh memasukkan bantuan tersebut melalui pintu masuk Karam Abou Salim yang dikuasai Israel. (1/1/2009)

7. ’Israel menolak usulan Presiden Perancis, Nikolas Sarkozy karena Israel sudah memenuhi serangan ini sesuai dengan rencana, ’ Tzipi Livni. (1/1/2009)

8. Presiden Mubarak mengatakan bahwa membuka pintu masuk Rafah harus atas restu Israel, karena Israel menduduki Rafah. Karena itu diperlukan izin dari ’tuan’ pendudukan, Israel. Usamah Hamdan, Perwakilan Hamas di Lebanon mengatakan bahwa pernyataan Mubarak aneh, karena Mesir seharusnya simpati dan solidaritas dengan Palestina di Jalur Gaza. (2/1/2009).

9. Menlu AS, Condeleeza Rice menuduh Hamas bertanggung jawab atas serangan Israel ke Jalur Gaza. (2/1/2009).

10. Demontrasi merebak di dunia Arab dan Islam. Dari Mauritania, Moroko hingga Jakarta. Mereka menuntut memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Mauritania akhirnya menarik dubes dari Tel Aviv, sedangkan Mesir dan Jordania masih tetap punya hubungan diplomatik dengan Israel. Para demontran di Mesir bahkan menuntut penyetopan pasokan gas ke Israel. Para demontran di luar Mesir menuduh Mesir terlibat konspirasi dalam pembunuhan terhadap penduduk sipil Gaza. (2/1/2009).

11. Dr. Nizar Rayyan, salah seorang tokoh Hamas menjadi syahid dan anggota keluarganya. (2/1/2009).

12. Aiman Zawahiri, orang kuat kedua setelah Usamah bin Ladin menyatakan bahwa apa yang terjadi di Jalur Gaza adalah serial dari kampanye Salibis-Zionosme melawan Islam. Pembantaian Israel terhadap warga sipil, anak-anak dan perempuan di Jalur Gaza sebagai bagian dari perang Salib Barat melawan Islam. (5/1/2009).

13. Israel menyerang sekolah milik UNRWA, organisasi PBB sebagai tempat berlindung anak-anak, perempuan dan orang tua. Wartawan TV Al-jazair wafat akibat terkena serangan yang dilakukan Israel terhadap Gaza setelah menderita luka-luka seminggu lamanya. (6/1/2009).

14. John Burton, Dubes AS di PBB menulis artikel di koran Washington Post yang mengusulkan penduduk Palestina West Bank (Tepi Barat) masuk ke Jordania dan Jalur Gaza ikut Mesir. Atau dengan kata lain, menghapus peta Palestina dari peta dunia (6/1/2009).

15. Menuntut kepada panitia Hadiah Nobel untuk mencabut Hadiah Nobel Perdamaian dari Simon Peres, Presiden Israel karena ia adalah seorang teroris yang membunuh anak-anak dan warga sipil dan genocide di Jalur Gaza, dan pembohong karena menyatakan bahwa Israel tidak membunuh anak-anak. (6/1/2009)

16. Sampai tgl. 6/1/2009 serangan brutal Israel telah menelon korban 66o syuhada dan lebih 3000 cedera. Terbesar adalah syuhada sekolah Pengungsi PBB, UNRWA yaitu 135 syuhada dan 100 orang cedera.

17. Rakyat Sudan yang miskin menyumbang perhiasan emas dsb dalam sebuah kampanye sebagai simpati terhadap pendertaan warga Palestina di Jalur Gaza.

18. Al-Hadi Syalub, anggota Mahkamah Kriminal Inernasional meminta Jordania sebagai anggota di Mahkamah kriminal Internasional untuk mengajukan tuntutan PM Israel, Ehud Olmert, Menhan Ehud Barak dan Menlu Tzipi Livni sebagai Kriminil Perang (Mujrim al-Harb). (6/1/2009).

19. Venezuela mengusir Dubes Israel dari Caracas sebagai protes atas pembantaian Jalur Gaza.

PELATIHAN LEADERSHIP KKMI TRIPOLI 2009


Pada Jum’at, tgl. 16 Januari 2009 saya kebagian berbicara dalam training Leadership Kesatuan Keluarga Mahasiswa Indonesia (KKMI) Tripoli yang belajar di Kulliyah Dakwah Islamiyah (KDI). Minggu-minggu sebelumnya yang menjadi pembicara Duta Besar RI untuk Libya, Drs. Sanuis dan Kepala Kanselerai KBRI Tripoli, Drs. Endang Setiady dan tokoh masyarakat Indonesia di Tripoli, Bapak Agus Widjiastono.

Dalam kesempatan tersebut, panitia meminta saya untuk berbicara mengenai Maind Setting dan Creative Problem Solving. Menurut saya, (saya sampaikan kepada panitia) tema mengenai Maind Setting itu terlalu berat bagi ukuran mahasiswa yang tidak punya latar belakang kajian dan keilmuwan serta pelatihan lainnya, karena lebih dekat pada pendekatan psikologi. Walaupu saya dan Tim saya pernah melakukan training tersebut bagi Pejabat Eselon IV se Sumatera Selatan (Sumsel) selama dua angkatan pada tahun 2004.

Dari acara yang terjadi, benar dugaan saya bahwa para mahasiswa Indonesia di Tripoli belum punya pengalaman yang signifikan dalam acara semacam itu. Berbeda dengan mahasiswa di tanah air yang kaya dan banyak pengalaman dalam acara-acara serupa. Karena selama bekerja di KBRI dan bergaul dengan alumni KDI saya tidak mendapatkan mereka punya pengalaman tersebut. Bahkan saya terkejut dengan prinsip mereka yang bila ditinjau dari sudut pandangan ajaran Islam… wuah saya gak bisa katakan. Sebagai mukaddimah saya melakukan test case dengan meminta mereka membuat dan merumuskan persoalan yang dihadapi oleh diri masing-masing dengan menuliskan dan membuat langkah serta tahapan solusi. Rata-rata rumusan persoalan yang dibuat masih mengambang, tidak jelas dan umum. Bagaimana bisa sampai pada tujuan apabila perumusan untuk mencapai tujuan tidak bisa dirumuskan dengan baik. Kalau boleh saya contohkan, misalnya kita mau pergi ke suatu tempat, ke Bogor misalnya menggunakan mobil pribadi. Pertama apa yang harus dipilih, lewat jalur lama atau lewat tol. Tentukan dulu. Kalau lewat tol, kita masuk lewat pintu gerbang tol mana dan keluar di pintu tol mana. Kemudian ambil jalan apa dan seterusnya. Saya contohkan juga pada mereka kita menaiki tangga ke ruang atas. Harus melangkah tangga pertama, dua, tiga dst. Jangan dibalik tangga kelima jadi kesatu dll.

Persoalan simple diatas jika saya hubungkan dengan pengurusan khatib jum’at di KBRI yang dikelola KKMI menjadi kenyataan. Selama hidup saya, saya tidak pernah mendapatkan khatib salah dan tidak benar, kecuai oleh mahasiswa Kulliyah Dakwah Islamiyah (KDI) di Tripoli. Apalagi khutbah jum’at tersebut merupakan bagian dari ibadah shalat jum’at itu sendiri. Berdosa semua, baik khatibnya maupun panitianya yang memberikan kesempatan tersebut. Saya juga mengatur masalah jadual khatib di Universitas Paramadina (UPM) di Jakarat dan khatibnya juga mahasiswa tapi tidak sampai salah fatal. Bravo…..Paramadina.

Saya sudah ingatkan ketua Seksi Dakwah KKMI, juga Panitia Khatib bahkan Ketua KKMI-nya sendiri. Tapi kesalahan itu masih tetap saja ada dan berlangsung tiap jum’at. Itulah contoh apa yang saya gambarkan diatas…. Persoalan yang mudah saja masih tidak bisa merumuskannya dan jalan keluarnya, yah.. jangan bicara soal yang pelik dan rumit.... perjuangan umat…yah masih jauh api dari panggang …..

SEABAD PRNYATAAN ABDUH



Seabad lampau Sheikh Muhamad Abduh, tokoh reformis Mesir menyatakan adagiumnya yang sangat terkenal, yaitu : AKU TIDAK DAPATKAN ISLAM DI TIMUR (maksudnya negara-negara Arab dan mayoritas Muslim). DISITU AKU HANYA MENDAPATKAN KAUM MUSLIMIN. NAMUN AKU TIDAK DAPATKAN KAUM MUSLIMIN DI BARAT (maksudnya negara-negara Eropa dan maju), TAPI AKU DAPATKAN ISLAM DISANA.

Ungkapan Sheikh Muhammad Abduh tersebut, walaupun sudah seabad diungkapkan, masih belum ada perubahan di negara-negara Arab. Yang ada adalah orang Arab. Bukan orang Islam. Islam masih zero (sifr). Jadi jangan silau dulu kalau kita melihat Arab. Hal tersebut sebatas dunia Arab. Bukan dunia Islam. Kita harus membedakan antara Arab dan Islam. Faktanya demikian…… Mereka yang bilang, misalnya kasus pembantaian Israel terhadap Jalur Gaza Palestina.

Dalam 8 bulan keberadaan saya di Libya, masih menjadi kenyataan di lapangan pernyataan Sheikh Abduh tersebut. Bagi warga Indonesia yang berada di sana, bila dalam obrolan yang menjadi pembicaraan yah tidak keluar dari persoalan diatas secara umum. Persoalan yang menambah complicated adalah mahasiswa Indonesia yang belajar di Kulliyah Dakwah Islamiyah (KDI) pun menjadi korban dari hal tersebut. Mereka mendapatkan Arab-nya ketimbang Islam. Betul, memang mereka berbicara soal dalil, bisa saja sampai berbusa-busa melalap dan mengeluarkan dalil tersebut. Tapi implemetasinya, masih perlu dipertanyakan. Atau dengan kata lain, mereka diajarkan oleh dosen-dosen Arab yang juga tidak keluar dari tempurung Arabisme. Islam masih berkutat pada tataran normativisme dan hidup di alam utopia. Tidak membumi. Sedangkan ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah pembumian nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan dan keseharian. Kalau saya mencontohkan, enggak enak….banyak yang tersinggung…he..he..

Minggu, 04 Januari 2009

TRIPOLI IDOL 2008




TRIPOLI IDOL 2008

Dalam rangka merayakan tahun baru 2009, masyarakat Indonesia di libya bekerjasama dengan pihak KBRI menyelenggarakan acara menyambut tahun baru bertempat di wisma Duta pada tgl. 31 desember 2008. Hadir pada acara tersebut masyarakat Indonesia di Tripoli dan sekitarnya serta para mahasiswa. Acara diisi dengan berbagai persembahan seperti door prize dengan berbagai hadiah menarik, diantaranya Hp, vocher pulsa, bingkisan dll. Yang paling menarik adalah lomba karaoke yang diikuti oleh artis ‘dunia’ dari masyarakat Indonesia di Tripoli, baik dari karyawan PT. Citramegah Karya Gemilang (CKG), lokal staff KBRI, remaja putra-putri masyarakat Indonesia maupun adik-adik cilik. Juga pentas band dengan biduan Pak Aji Nugroho, Sekretaris III (Konsuler dan Politik). Pemenang karaoke tripoli Idol 2008 adalah Sdr. Badar (Badruddin), lokal Staff bag. Konsular yang berduet dengan Sdri Riyanto (eh....salah Sdri Riyanti), driver Duta Besar yang heboh..... Dengan pakaian cewek bencong lengkap ala Tessy...lihat aja photonya...busetttttttttt. Dasar Pak Yanto..eh....mabk Yanti..

Sebenarnya acara tersebut yang bersifat sukaria dan menghilangkan beban runitinas pekerjaan, walau hanya semalam direncanakan sejak jauh hari sebelum serangan Israel terhadap Jalur Gaza Palestina yang dimulai pada tgl. 27 Desember 2008. Jadi, agak miris juga kita tertawa sedang saudara kita di Jalur Gaza mandi darah dan air mata. Semoga Allah memaafkan kesalahan kita.....

(Tripoli, Libya, 31 Desember 2008)

PEMBANTAIAN GAZA


PEMBANTAIAN WARGA SIPIL DI JALUR GAZA: lebih dari 500 SYUHADA DAN 3000 CEDERA. BUKTI KEKEJAMAN ISRAEL


Israel dengan menggunakan pesawat tempur F-16 membombardir wilayah Jalur Gaza Palestina sejak Hari Sabtu, 27 Desember 2008 hingga hari ini (31 Desember 2008). Tahun baru Hijrah 1430 (29 Desember 2008) warga Jalur Gaza dalam keadaan mencekam, tidak tahu apa yang terjadi kemudian. Karena bom pesawat tempur sudah membabi buta. Masjid, rumah penduduk sipil, kantor pemerintah dan rumah ibadah lainnya menjadi sasaran semena-mena. Di perbatasan darat, moncong senjata tank dihadapkan ke Jalur Gaza. Israel tetap pada nafsu membunuh dan tidak geming pada demontrasi yang meledak di seluruh dunia. Dari Jakarta di Timur hingga Maroko dan Mauritania di Barat semuanya menuntut Israel menyetop genocide rakyat tak berdosa dan menuntut para pejabat Israel sebagai penjahat perang, termasuk Presiden AS george W. Bush.

George W. Bush diakhir pemerintahannya merestui penyerangan warga sipil di Jalur Gaza, begitu juga pemimpin Eropa dan Barat. Pemimpin Arab setali dua uang, sami mawon. Mereka hanya bis ngomong….ngomong doang. Tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya mengutuk Israel. Israel, jangankan dikutuk manusia, dikutuk Tuhan aja mereka cuek….

Stasiun TV Al-Jazeerah dalam liputan khusus ‘Gaza tahta Naar’ (Gaza dibawah Panggangan Neraka), memberikan laporan lengkap dari waktu ke waktu pembantaian manusia di abad modern dibawah tontonan dunia. Tapi Stasiun TV Barat yang biasanya menjadi referensi dunia seperti CNN lumpuh dan bias. Tidak memberikan komentar yang imbang atas tragedi manusia. Pembantaian wanita, anak-anak, manusia di tengah bungkam Negara yang menyerukan HAM. Mana dia HAM wahai Amerika. Seekor binatang ditembak, terus CNN meledak dengan HAM; tapi ketika umat Islam yang dibantai, mereka hanya menonton. Semoga Tuhan membalas mereka di akherat dengan siksa yang lebih pedih….

Liputan yang dilayangkan oleh Al-jazeerah tidak bisa diungkapkan dalam sebuah tulisan singkat ini. Hanya satu kalimat berbicara, ’biadab’, iblis bahkan lebih kejam. Gaza hanyalah sebuah bongkah seluas 1.3 % dari seluruh wilayah Palestina yang dicaplok Israel. Dari perjalanan sejarah konflik Israel, telah terjadi pengkerdilan persoalan. Dari persoalan bahwa konflik tersebut adalah konflik agama, yaitu dari konflik dunia Islam-Israel menjadi konflik Arab-Israel. Kemudian dikerdilkan lagi menjadi konflik Israel-Palestina, bahkan sekarang menjadi lebih kecil lagi yaitu konflik Hamas-Israel. Kalau dulu Yerussalem sebagai ibukota abadi Palestina dan menjadi sentral konflik Islam karena terdapat Masjidil Aqsha. Dan sekarang dunia Islam dan Arab menjadi penonton penyembelehan manusia. Itu kan urusan bangsa Palestina, atau itu kan persoalan Hamas-Israel, kira-kira begitu pikiran pemimpin Arab yang terbuai dalam limpahan dinar dengan gemerlapan dunia materi.

Kita bisa saksikan bagaimana letihnya Samir Abu Sammalah, wartawan dan reporter Al-Jazeera di Jalur Gaza, maupun reporter lainnya seperti Ilyas Karam dari Yerussalem, Walid Al-Omari dari perbatasan Israel-Gaza, Wail dahduh dari Gaza, Sreen Abou Aqlah dari Ramallah dsb melaporkan jalannya pembantaian manusia. Tapi penduduk Gaza tidak seperti yang dibayangkan oleh kita yang hidup tenang dengan makanan yang cukup, ada air, listrik, dan fasilitas lengkap. Bagaimana mereka yang digempur dan dibom dengan pesawat tempur F-16 dan helikopter Apache dan diblokade selama 10 bulan oleh Israel dan pintu masuk ke Gaza semuanya ditutup. Bisa kita bayangkan bagaimana penderitaan mereka. Pintu masuk ke Gaza terdapat 6 buah pintu masuk yang semuanya ditutup oleh Israel. Satu-satunya pintu masuk dengan dunia luar ke Gaza hanya pintu Rafah berbatasan dengan Mesir. Tapi pintu masuk inipun ditutup oleh Mesir yang dianggap pengkhianat. Makanya demontrasi di negara Arab menuntut Mesir untuk membuka pintu masuk tersebut, dan baru dibuka setelah terjadi baku tembak dengan tentara Palestina yang menyebabkan seorang tentara penjaga Mesir tewas.

(TV al-jazeera.net, 27 Des 2008 – 2Jan 2009)