Hari ini, Selasa (27 Mei 2008) udara kota Tripoli cukup panas. Di siang hari cuaca kl 43 C. Pada sore hari, selepas Ashar, cuaca panasnya masih terasa, bahkan hidungpun terasa panas. Bukan hanya itu, situasi tersebut juga disertai angin kencang dan berdebu. Setelah sebulan berada di Tripoli, baru hari itu cucana agak lain.
Menurut kawan-kawan yang sudah lama di Tripoli, cuacananya sangat ekstrim. Musim panas, akan panas sekali, bisa mencapai 51 C. Bayangkan, air saja terasana panas, demikianpun musim dingin, lebih dingin dari eropa, menurut orang-orang bule. Karena di Eropa biasanya disertai salju sehingga menjadi segar, tapi di Tripoli dan Libya, tidak ada salju, dan disertai angin. Memang saya lihat ac semuanya mempunyai dua fungsi, sebagai pendingin di musim panas dan heater pada musim dingin. Disamping juga tersedia heater yang menggunakan kawat listrik (sakhonah). Dan sore hari itu listrik di KBRI padam untuk beberapa saat.
Menurut kawan-kawan yang sudah lama di Tripoli, cuacananya sangat ekstrim. Musim panas, akan panas sekali, bisa mencapai 51 C. Bayangkan, air saja terasana panas, demikianpun musim dingin, lebih dingin dari eropa, menurut orang-orang bule. Karena di Eropa biasanya disertai salju sehingga menjadi segar, tapi di Tripoli dan Libya, tidak ada salju, dan disertai angin. Memang saya lihat ac semuanya mempunyai dua fungsi, sebagai pendingin di musim panas dan heater pada musim dingin. Disamping juga tersedia heater yang menggunakan kawat listrik (sakhonah). Dan sore hari itu listrik di KBRI padam untuk beberapa saat.
Besoknya, Rabu, 28 Mei panasya lebih 'menggigit', 47 C siang hari. Ternyata panas tersebut untuk mengantar beban awan untuk diturunkan menjadi hujan. Sore hari selepas Ashar turun hujan, dan udara kembali sejuk seperti semula. Alhamdulillah....
1 komentar:
alhamdulillah...setelah lama gak bertemu....
sekarang di Libya bang?
komaribnumikam@gmail.com
Posting Komentar