Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tripoli terletak di kawasan distrik (hayy) Al-Karamah, Al-Sarraj. Dekat jembatan (kubri) Tsallajat. Bilang saja sama taksi pasti diantar. Memang kawasan tersebut bukan kawasan Embassy. Mayoritas embassy asing terletak di kawasan Gargares, pinggir pantai. Gargares merupakan kawasan elitnya Tripoli yang dilalui jalan raya Gargares yang cukup macet, terutama pada malam libur.
Bangunan dan halaman KBRI cukup luas. Kegiatan rutin masyarakat Indonesia di Tripoli dan sekitarnya cukup baik, terutama kegiatan yang bersifat kemasyarakatan, di luar tugas resmi Kedutaan. Pada hari libur, Jum’at, diadakan shalat Jum’at di ruangan yang dijadikan masjid/mushalla. Sebelum Jum’at diadakan pengajian. Semua kegiatan ini dilakukan dan dikelola oleh mahasiswa. Pesertanya umum, pegawai KBRI, mahasiswa maupun masyarakat Indonesia di Tripoli, terutama eksekutif perusahaan yang mengerjakan proyek-proyek di Libya seperti Pertamina, Medco Int, CKG-IKPT dan lain-lain. Sehabis shalat Ju’mat pun dilanjutkan dengan makan siang yang hostnya digilir tiap minggu dari Bapak-Bapak Home Based Staff KBRI. Sebuah tradisi (sunnah) yang baik yang harus diteruskan dan ditradisikan.
Pengajian khusus buat Dharma Wanita juga dilakukan setiap hari Kamis. Tenaga pengajar dan insturukturnya semuanya mahasiswa senior. Untuk melepas rindu masakan Indonesia, KBRI juga membuka kegiatan kantin mingguan makan siang, yang baru dimulai pada awal mei 2008 ini setiap hari selasa. Dikelola oleh Ibu-Ibu dharma Wanita. Menu masakannya tiap minggu berganti-ganti. Cuma kalau yang ini bayar. Untuk ukuran mahasiswa ’mahal’, juga ukuran Lokal Staff. Makan sepuasnya cukup bayar LD 10. Untuk lokal staff didiscount menjadi LD 7. Pesertanya cukup lumayan dari masyarakat Indonesia di Tripoli untuk melepas kangen menu masakan tanah air.
Bangunan dan halaman KBRI cukup luas. Kegiatan rutin masyarakat Indonesia di Tripoli dan sekitarnya cukup baik, terutama kegiatan yang bersifat kemasyarakatan, di luar tugas resmi Kedutaan. Pada hari libur, Jum’at, diadakan shalat Jum’at di ruangan yang dijadikan masjid/mushalla. Sebelum Jum’at diadakan pengajian. Semua kegiatan ini dilakukan dan dikelola oleh mahasiswa. Pesertanya umum, pegawai KBRI, mahasiswa maupun masyarakat Indonesia di Tripoli, terutama eksekutif perusahaan yang mengerjakan proyek-proyek di Libya seperti Pertamina, Medco Int, CKG-IKPT dan lain-lain. Sehabis shalat Ju’mat pun dilanjutkan dengan makan siang yang hostnya digilir tiap minggu dari Bapak-Bapak Home Based Staff KBRI. Sebuah tradisi (sunnah) yang baik yang harus diteruskan dan ditradisikan.
Pengajian khusus buat Dharma Wanita juga dilakukan setiap hari Kamis. Tenaga pengajar dan insturukturnya semuanya mahasiswa senior. Untuk melepas rindu masakan Indonesia, KBRI juga membuka kegiatan kantin mingguan makan siang, yang baru dimulai pada awal mei 2008 ini setiap hari selasa. Dikelola oleh Ibu-Ibu dharma Wanita. Menu masakannya tiap minggu berganti-ganti. Cuma kalau yang ini bayar. Untuk ukuran mahasiswa ’mahal’, juga ukuran Lokal Staff. Makan sepuasnya cukup bayar LD 10. Untuk lokal staff didiscount menjadi LD 7. Pesertanya cukup lumayan dari masyarakat Indonesia di Tripoli untuk melepas kangen menu masakan tanah air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar