“There is no independence for a people who import their food from overseas”. Muammar Gaddafi, “The Green Book”.
Air merupakan barang langka di tengah gurun pasir. Ia hanya terdapat di sedikit oase yang tersebar di beberapa lokasi di gurun, tapi bisa juga dengan menggali lokasi yang tersedia mata air di tempat-tempat tertentu. Kemudian air tadi ditampung dalam kolam kecil yang bisa dipakai untuk keperluan sehari-hari dan memberi minum ternak, terutama onta juga mengairi tanaman.
Secara umum, Libya yang sebagian besar kawasannya berupa padang pasir kekurangan sumber air bersih bagi negara tersebut, walaupun untuk kawasan pantai utara laut Tengah (mediteranian sea). Kendati Libya mempunyai kawasan pantai sangat panjang, kurang lebih 1700 km membentang dari perbatasan dengan Mesir di sebelah Timur hingga sebelah Barat berbatasan dengan Tunisia. Kondisi ini dapat diatasi dengan melakukan proses desalinisasi air laut menjadi air tawar. Kenyataan ini tidak dianggap cukup oleh pemimpin Libya Muammar Gaddafi. Karena itu ia mengambil langkah ‘peradaban’ yang sangat luar biasa dengan menggali air gurun dan mengalirkannya ke kawasan pantai utara yang dikenal dengan sungai buatan (the great man-made river).
Penelitian yang dilakukan oleh team ahli geologi dapat diketahui bahwa di bawah kedalaman kawasan gurun pasir yang sangat luas, terdapat sumber air yang sangat menakjubkan, seperti misalnnya di kawasan Sebha, Kufra dan Al-Sarir (Libya Tengah). Cadangan air tersebut diperkirakan setara denga banyaknya air sungai Nil di Mesir (sungai terpanjang di dunia) selama 200 tahun. Cadangan air tersbut terdapat di lapisan fosil yang usinya jutaan tahun.
Proyek raksasa penampungan dan pengaliran air tersebut mulai dilakukan pada tahun 1991, dimana pada saat inaugurasi telah berhasil dialirkan 2 juta m3 ke kota Benghazi, Sirte dan Tripoli. Kawasan pantai tersebut menikmati sumber air dengan kualitas yang bagus. Dalam menjawab tantangan kondisi geografis negaranya yang berupa gurun pasir, Pemimpin Libya menargertkan akan dapat mengairi lahan perkebunan gandum dan barley seluar 18.000 hk, yang nantinya dapat memberikan swasembada makanan pokok penduduk Libya. Bahkan akan dapat mengekspornya ke luar Libya. Pemimpin Libya tersebut mengatakan bahwa “ there no independence for a people who import their food from overseas”.
Proyek raksasa ini bisa dikategorikan sebagai “keajaiban dunia ke -8”. Dapat dibayangkan betapa besarnya proyek tersebut dari sisi penggunanaan bahan material. Besar setiap pipa (gorong-gorong) untuk kanalisasi panjangnya 7,5 m, lebar dengan diameter 4 meter dan berat 73 ton perbuah, dibungkus dengan kawat besi dan karbon 18 m. Panjang tiap kawat yang digunakan untuk membuat gorong-gorong sebanyak 250.000 buah bila dibentangkan dapat mengelilingi dunia sebanyak 130 kali.
Parit untuk menempatkan gorong-gorong dengan kedalaman 7 kaki (feet) sepanjang 4000 km ( empat kali panjang jalan raya Anyer-Panarukan), 12 kali lebih panjang dari parit bendungan Aswan di Mesir. (Aswan adalah bendungan raksasa yang di buat oleh Jamal Abdul Nasser, dengan bantuan teknologi Uni Soviet, saat itu, yang terletak di kota Aswan, hulu sungai Nil, berbatasan dengn Sudan dan menenggelamkan beberapa kota). Total bahan baku yang digunakan untuk membuat gorong-gorong setara dengan 16 kali lebih besar dari Pyramida Giza yang terletak di pinggir kota Cairo Mesir, dimana besar batunya saja lebih besar dari sebuah trailer.
Penelitian yang dilakukan oleh team ahli geologi dapat diketahui bahwa di bawah kedalaman kawasan gurun pasir yang sangat luas, terdapat sumber air yang sangat menakjubkan, seperti misalnnya di kawasan Sebha, Kufra dan Al-Sarir (Libya Tengah). Cadangan air tersebut diperkirakan setara denga banyaknya air sungai Nil di Mesir (sungai terpanjang di dunia) selama 200 tahun. Cadangan air tersbut terdapat di lapisan fosil yang usinya jutaan tahun.
Proyek raksasa penampungan dan pengaliran air tersebut mulai dilakukan pada tahun 1991, dimana pada saat inaugurasi telah berhasil dialirkan 2 juta m3 ke kota Benghazi, Sirte dan Tripoli. Kawasan pantai tersebut menikmati sumber air dengan kualitas yang bagus. Dalam menjawab tantangan kondisi geografis negaranya yang berupa gurun pasir, Pemimpin Libya menargertkan akan dapat mengairi lahan perkebunan gandum dan barley seluar 18.000 hk, yang nantinya dapat memberikan swasembada makanan pokok penduduk Libya. Bahkan akan dapat mengekspornya ke luar Libya. Pemimpin Libya tersebut mengatakan bahwa “ there no independence for a people who import their food from overseas”.
Proyek raksasa ini bisa dikategorikan sebagai “keajaiban dunia ke -8”. Dapat dibayangkan betapa besarnya proyek tersebut dari sisi penggunanaan bahan material. Besar setiap pipa (gorong-gorong) untuk kanalisasi panjangnya 7,5 m, lebar dengan diameter 4 meter dan berat 73 ton perbuah, dibungkus dengan kawat besi dan karbon 18 m. Panjang tiap kawat yang digunakan untuk membuat gorong-gorong sebanyak 250.000 buah bila dibentangkan dapat mengelilingi dunia sebanyak 130 kali.
Parit untuk menempatkan gorong-gorong dengan kedalaman 7 kaki (feet) sepanjang 4000 km ( empat kali panjang jalan raya Anyer-Panarukan), 12 kali lebih panjang dari parit bendungan Aswan di Mesir. (Aswan adalah bendungan raksasa yang di buat oleh Jamal Abdul Nasser, dengan bantuan teknologi Uni Soviet, saat itu, yang terletak di kota Aswan, hulu sungai Nil, berbatasan dengn Sudan dan menenggelamkan beberapa kota). Total bahan baku yang digunakan untuk membuat gorong-gorong setara dengan 16 kali lebih besar dari Pyramida Giza yang terletak di pinggir kota Cairo Mesir, dimana besar batunya saja lebih besar dari sebuah trailer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar