Minggu, 30 November 2008

SAIFUL ISLAM GADDAFI DIMINTA UNTUK TERUS BERPOLITIK

Para demontran yang terdiri dari para pemuda Libya meminta kepada Dr. Ir. Saiful Islam Muammar Gaddafi, putra Pemimpin Libya dan Leader Revolusi Al-Fateh al-Azhim, Kol. Muammar Gaddafi di medan Syuhada (bunderan HI-nya Tripoli), Tripoli untuk mengurungkan niatnya mengundurkan diri dar perpolitikan Libya dan meneruskan program ‘Demi Untuk Libya Esok’ ( Min ajli Libya al-Ghad) dan melaksanakan program yang sudah dicanangkan yang akan menjadikan Libya sebagai salah satu negara maju. Mereka mengatakan bahwa Seif lebih dekat secara pemikiran, budaya dan perhatian public pada komitmen sesuai apa yang dicita-citakan oleh Pemimpin Revolusi Libya demi untuk masa depan Libya.

Para pendemo menuntut kepada Seif untuk terus melakukan proyeknya dalam pembinaan dan pembangunan mengikat persatuan Jamahiriya dan kemajuan informasi dan lingkungan dalam kerangka yang sudah dimulai sebagaimana ditulis dalam buku ‘Libya dan abad 21’.

Para pemuda dari berbagai kota seperti Benghazi, Subrata, Misurata menuntut tokoh reformasi dan kemajuan Libya tersebut untuk mengurungkan niatnya berhenti dari politik libya dan mereka meminta kepada Pemimpin Revolusi Al-Fateh, Kol. Muammar Gaddafi untuk interensi dan meminta putranya tersebut untuk mengurungkan niatnya sambil mendukung dan mendorong kelangsung proyek nasional yang ambisionis sebagaimana mereka juga menuntut keteguhan mereka memegang teguh system kekuasaan rakyat dan tidak akan meninggalkannya.

Perlu diketahui bahwa seif telah memutuskan untuk mundur dari politik setelah menyampaikan pidatonya di depan pemuda Libya di sebha, Libya Selatan pada tgl. 20 september 2008 lalu dalam rangka Konferensi ke-3 Pemuda Libya.

Koran Al-Arab, Int. London, 20 Nopember 2008

KEKERASAN SEKTARIAN MENGANCAM KEAMANAN NASIONAL MESIR


Kekerasan yang bernuansa sektarian kembali merebak di Mesir. Pe
ristiwa yang terjadi di Cairo Timur baru-baru ini merefleksikan pecahnya kedamaian dan tolernsi antara kristen Koptik dengan Islam. Pada peristiwa tersebut para saksi mata mengatakan bahwa ribuan kaum Muslim mengepung salah sebuah bangunan di Cairo Timur setelah umat kristen koptik melakukan kebaktian tanpa memperoleh izin dari penguasa setempat untuk membangun gereja. Para pengunjuk rasa memblokir jalan dan mengancam akan menghancurkan bangunan gereja. Walaupun adanya intervensi pihak keamanan anti huru hara kekerasan tetap terjadi dengan pelemparan batu terhadap kendaraan yang lalu lalang dan juga dari beranda rumah-rumah yang berdekatan yang menyebabkan beberapa orang cedera.

Hal ini terjadi bukan untuk pertama kali di Mesir. Pada tahun 70an juga terjadi bentrokan antara pemeluk kristen Koptik dengan umat Islam di Cairo timur ketika sebuah gereja di daerah tersebut dibakar massa. Penguasa pada saat itu mengatakan bahwa persoalan tersebut merupakan persoalan politik dan harus diselesaikan secara politik. Kemudian pemerintah mebentuk team pencari fakta yang menyiapkan laporan mengenai masalah kristen Koptik. Tapi tidak sempat dibicarakan dan diambil tindakan laporan tersebut. Sejak saat itu, konflik sara agama antara kedua pemeluk agama tersebut terus berlanjut.

Para pengamat mengatakan bahwa peristiwa sara tersebut hanya memancing di air keruh, karena sebenrnya persoalan kerusuhan sara tersebut merupakan muadalah yang terselubung di masyarakat Mesir. Buktinya adalah ketegangan yang emuncak diantara kedua eklompok tersebut akhir-akhir ini. Peristiwa ini mengancam kedamaian dan stablitas keamanan dalam negeri mesir. Yang menambah persoalan semakin rucam adalah bahwa kekerasan sara ini tidak berpusat (la markaziyah) dan memukul berbagai pihak. Pada tahun 2003 dalam kerusuhan antara kedua kelompok tersebut menewaskan 8 orang yang terjadi di desa Al-kasyah, kl 440 km dari Cairo. Kota iskandariyah juga terkena kerusuhan pada bulan Oktober tahun yang sama akibat pementasan masrahiyah yang menyebabkan protes dari kaum muslim di Gereja Mary Gerges. Dalam peristiwa ini 3 orang meninggal dunia dan puluhan orang lagi mengalami cedera. Pada April tahun 2006 juga di Iskandariyah terjadi peristiwa yang sama dengan penyerangan beberapa gereja di kota tersebut. Pada bulan juni tahun yang sama juga terjadi kerusuhan di daerah padang pasir yang menyebabkan satu orang muslim meinggal dan 4 orang kristen, dua diantaranya pendeta yang disebabkan konflik masalah tanah di dekat gereja.

Pada awal bulan ini, keamanan Mesir dengan menggunakan gas air mata menghentikan kerusuhan antara kedua kelompok agama tersebut di Propoinsi Al-manya gara-gara jenazah orng Islam lewat di kampung kristen koptik. Dalam peristiwa ini polisi menahan 40 orang dari kedua belah pihak.

Perang antara kedua pemeluk agama tersebut tidak berhenti hingga disitu, mereka juga melakukan perang jumlah penduduk. Menurut catatan pemerintah, jumlah pemeluk Kristen Koptik antara 6 -8 % dari total penduduk Mesir yang berjumlah 80juta jiwa. Akan tetapi Paus Sonodah III menyatakan bahwa jumlah penduduk Kristen koptik di Mesir sebanyak 12 juta jiwa berdasarkan gembala yang dilakukan oleh Gereja Koptik.

Kapankah berakhir konflik sara tersebut??

Al-Arab, 25 Nopember 2008-11-28

MAHMOUD ABBAS MEMIMPIN NEGARA YANG DIPERINTAH ISRAEL

MAHMOUD ABBAS MEMIMPIN NEGARA YANG DIPERINTAH ISRAEL.

Demikian head line Koran int. Al-Arab, tgl. 25 Nopember 2008 yang menggambarkan mengenai tarik menarik antara Penguasa Palestina dengan Hamas, dimana Hamas mengumumkan penolakan mereka langkah yang diambiloleh Komite Pusat PLO dengan memilih Ketua Penguasa Nasional Mahmoud Abbas sebagai Preseiden Palestina. Merek menandaskan bahwa langkah tersebut merupakan ‘hilah’ politik.

Langkah tersebut berbarengan dengan persiapan dialog nasional antara Gerakan Fatah dan Hamas dengan supervisor Mesir mencapai jalan buntu, bahkan bisa jadi akan terjadi konflik baru antara kedua faksi Palestina tersebut. Pihak Komite Pusat PLO mengajukan hari minggu lalu (24/11/2008) Mahmoud Abbas sebagai presiden Palestina, dimana jabatan tersebut hanya sebaagi simbol belaka sejak zama yasir Arafat yang menjabat sejak tahun 1989, dan sejak kematiannya yang diracun pada tahun 2004 jbatan tersebut kosong dan berada di luar lingkaran konflik sampai hari kemarin (24/11/2008). Kelompok Hamas menikam dalam keputusan Dewan dan mengatakan bahwa kekuasan pemilihan presiden adalah hak rakyat Palestina, sambil mengatakan bahwa Abbas yang masa kepemimpinannya berakhir pada Januari 2009 bukan haknya menentukan pemilu sebagaimana juga dia tidak berhak memperpanjang masa kekuasaan pemilihannya. Di lain pihak, Abbas juga mengancam dengan menetukan waktu pemilu dini secara legal dan juga kepemimpinan palestina apabila dialog nasional enemui jalan buntu. Saleh Ra’fat, anggota PLO memperkirakan langkah akan membawa konflik semakin tajam dan menandaskan bahwa apbila tidak tercapai dialog nasional maka pemilu akan dilaksanakan awal tahun depan. Akan tetapi menurut para pengamat palestina menyatakan pendpat mereka bahwa Abbas tidak pada tempatnya melasanakan ancamannya dengan melaksanakan pemilu dini pada saat tidak adanya consensus nasional dan memisahkan keputusan antara Gaza dan Ramallah. Mereka menilai bahwa ijraat tersebut sebagai jalan untuk menekan Hamas mengakui atau tanazul dari kekehannya guna menyelamatkan dialog nasional yang terancam gagal dengan tadaiyat buruk di pentas Palestina.

Dalam pertemuan hari minggu (24/11/08) dengan anggota PLO di kota Ramallah Abbas mengancam dengan melakukan pemilu dini apabila gagal usaha-usaha damai antara Fatah dengan Hamas. Hamas mengatakan bahwa masa konstitusi kekuasan Abbas berakhir pada awal tahun 2009 (tgl 9 Januari) mengacu pada Undang-Undang Palestina bahwa masa kepemimpinan Ketua Sultah Palestina selama 4 tahun. Tapi sebaliknya Fatah mengatakan bahwa kekuasaan presiden Abbas berakhir bersamaan dengan masa Dewan syura sekarang sesuai dengan bunyi Undang-Undang Pemilu Palestina, disamping itu bahwa masa kepemimpinan Abbas dengan wafatnya Yaser Arafat adalah masa transisi. Abbas sebelumnya menyatakan bahwa dirinya tetap pada posisi presiden setahun lagi sampai berakhirnya masa Dewan Syura yang dikuasai oleh mayoritas Hamas.

Para pengamat memperkirakan bahwa dengan tidak adanya solusi kedua belah pihak akan membawa bangsa Palestina menjadi terbelah dan menjadi dua kekuasaan yang saling bertengkar di Gaza dan Ramalah sebagai dua pihak yang tidak sah yang bertujuan hanya perang media dan progandan saling klaim, dan akhirnya rakyat palestina yang membayar dengan penderitaan panjang dan ancaman Negara tetangga Israel yang terus menerus melakua ekspansi wilayah dan mencaplok tanah air palestina, disamping memukul perasaan umat Islam dan bangsa Arab yang selama peduli dengan persoalan Palestina.


(Al-Arab, London, Senin, 25 Nopember 2008).

Kamis, 20 November 2008

ALLAHYARHAMHA ABU SITI HAJAR


إن لله وإنا إليه راجعون ، يأيتها النفس المطمئة ارجعى إلى ربك راضية مرضية فادخلى فى عبادى وادخلى جنتى

OBITUARI:

ABU HJ. SITI HAJAR bt R.K.H. Moh. NASIR (70 tahun)

Telah meninggal dunia pada hari Senin, 27 Oktober 2008 / 27 Syawwal 1429 H, ibu mertua saya, Abu Hjh. Siti Hazar binti R.K.H. Moh. Nasir bin R.K.H. Mudatsir bin Syeikh Aunullah bin Ending Minnah Abdullah bin Ratu Babussaleh bin Ratu Muhamad ‘Adah bin Raden Arif bin Pangeran Sugiri bin Sultan Abdul Fattah bin Sultan Abul Ma’ali bin Sultan Abul Mufakhir Mahmuddin Abdul Qadir bin Sultan Maulana Nasruddin bin Maulana Yususf bin Sultan Hasanuddin bin Syarif Hidayatullah.

Abu, kami memanggilnya dalam keluarga merupakan panutan dalam kehidupan dan ibadah. Dalam beribadah, beliau tidak pernah lepas salat tahajud dan dhuha. Bahkan setahu saya, tidak akan berangkat kemana saja sebelum melakukan salat dhuha dsb. Dalam salat beliau lama dan khusyu’. Memang selama bulan Ramadhan selagi saya masih di Jakarta, bila berbuka puasa di rumah Abu, beliau selalu mengajak salat taraweh di rumah dan saya diminta menjadi imam. Untuk mengimbangi beliau saya selalu memanjangkan gerakan salat. Taraweh bulan Ramadhan 2007 beliaiu sudah mulai salat duduk karena tidak kuat berdiri, terutama dalam salat sunah. Tapi Ramadhan 2008 saya sudah berada di Tripoli. Allahyarhamha Abu.

Sebagai seorang ibu beliau menjadi qudwah. Sikap beliau kepada semua menantu juga mencerminkan ketulusan hati beliau, walaupun termasuk kepada menantu yang pada awalnya beliau tidak restui. Biasa, dalam keluarga ada saja hal itu terjadi, juga terjadi pada keluarga Abu. Walau pada awalnya beliau mengingkari tapi dalam perlakuan hak beliau tidak membedakan, wallahu a’lam dalam perasaan beliau. Memang beliau selalu bercerita melalui pesan almarhum embah K.H. Raden Moh. Nasir, ayah beliau pesan-pesan kearifan. Misalnya dalam soal harta warisan, embah Nasir berpesan dengan bahasanya, ‘Ti, (maksudnya Siti Hajar), kalau soal warisan. Jangan serakah. Yang kebagian banyak jangan tertawa, dan yang kebagian sedikit pun jangan menangis. Yang penting berkah. Saya selalu memegang cerita embah yang disampaikan abu tersebut dalam hidup saya. Bahkan dalam soal jatah rumah (semua anak menantu Abu diberikan jatah rumah) saya manut dan turut saja, yang bagaimana dan dimana terserah beliau. Saya bilang kepada istri saya terima saja apa adanya. Jangan protes sana sini, yang penting berkah. Memang saya satu-satunya menantu beliau yang paling mandiri, karena setelah menikah saya bersama istri tinggal di Jeddah karena bekerja di KJRI Urusan Haji, dan juga ketika saya kembali ke Jakarta saya sudah bisa membeli rumah walau sederhana dan saya merenopasi dengan uang saya sendiri. Baru akhirya, memang diberikan jatah istri rumah yang saat ini saya tempati setelah rumah saya mengalami banjir bandang Jakarta tahun 2002. Artinya setelah 10 tahun saya menikah baru diberikan jatah. Memang berbeda dengan anak-menantu yang lain, yang semuanya mendapat jatah rumah tidak lama setelah menikah. Hal ini saya selalu mengingatkan istri saya kisah embah Nasir tadi, yang penting berkah, dan ternyata terbukti...alhamdulillah semoga keberkahan selalu menyertai kami.

Sebagai seorang ibu, beliau juga sangat mengayomi dan penuh dedikasi terhadap anak-menantu. Banyak hal yang kami dapat pelajaran dari kehidupan Abu, antara lain, beliau sangat sabar dalam menghadapi dalam menghadapi persoalan, tasamuh, tenggang rasa, kasih sayang, dsb.


KESAKSIAN KEPONAKAN

Abdul Aziz bin H. Ridwan, sang keponakan, putra bungsu kakak beliau, Hj. Khadijah Nasir, malam Jum’at sebelum beiau meninggal (23/24 Oktober 2008) mimpi mengenai keadaan Abu. Dalam mimpi tersebut beliau berada di suatu tempat yang indah dan menyenagkan bersama para embah dan leluhur yang sudah meninggal. Beliau dilayani oleh pelayan jamuan makan. Pokoknya serba indah dan menyenangkan. Mimpi tersebut tidak diberitahukan kepada keluarga kami kecuali setelah Abu meninggal.

Pada pagi hari Sabtunya (25 Oktober 2008) kakaknya, Hj. Khadijah dan putrinya, Hasunah datang memeluk Abu dan minta didoain dan dimaafin. Mereka tahu melalui mimpi putranya Abdul Aziz tadi.

Saya dapat berita ini dari istri saya setelah saya berada di Tripoli lagi, dan saya ingatkan agar kisah tersebut ditulis sebagai warisan dan bahan pelajaran dari Abu dan embah mereka.

Selasa, 07 Oktober 2008

AROMA SUFISME DI ZLETIN

Pada hari Rabu, tgl. 1 Oktober 2008 (2 syawal 1376 WR/1429 H), saya bersama kawan-kawan mahasiswa Kulliyah Dakwah Islamiyah, Tripoli dapat menghadiri perayaan hari sufi di Zletin, jarak dari Tripoli kl. 100 km ke arah Timur. Berangkat dengan mencarter IVECO, bus kecil khas Tripoli. Kami berangkat jam 08.45 pagi dan tiba disana sekitar jam 11.30. Menurut mahasiswa Indonesia, setiap tanggal 2 syawal diundang oleh syekh Tarikat sufi, Syeikh Miftah Abdullah bin Ms’udah dan Syeikh Syarif dari Tarhunah menghadiri perayaan tarekat sufi di Zletin dan berziarah ke makam waliyullah Sidi abd. Salam al-asmari. Wali sufi besar cucu Rasulullah saw.

Ketika tiba di lokasi, ternyata tempat tersebut adalah masjid dan makam waliyullah serta pesantren tertua di zletin. Disitu dimakamkan waliyullah al-arif billah Al-habib al-syeikh Abd. Salam Al-Asmri

Syeikh Abd. Salam Salim Al-Fituri dilahirkan di Zletin, pada hari Senin malam, tgl 12 Rabiul Awwal 880 H. Hafal Al-Qur’an pada usia 7 tahun. Dengan segala ilmu yang berhubungan dengan Al-Qur’an, tajwid dsb. Menguasai ilmu bahasa, lughah, balaghah, logika, tauhid, fikih,

wafat pada hari Kamis, 10 terakhir Ramadhan pada tahun 981 H dan dimakamkan di Zletin.

Dia digelarkan degan Al-Asmari. Hdiupnya dibadikan untuk ilmu dan taqarrub kepada Allah. Dia menikah dan semua anak-anakn mengikuti jejek beliau mengabdikan diri kepada agama, ilmu dan berjuang di jalan Allah menyebarkan agama islam di seluruh wilayah Libya dan Afrika Utara, bahkan sampai ke Nigeria (Kanu).

Makam Waliyullah Abd. Salam Al-Asmari dimakamkan di kota kelahirannya Zletin, dimana dimakam tersebut didirikan masjid dan pesantren tertua di Zletin. Makam wali tersebut diziarahi oleh para pengikut dan tarekat sufi dari berbagai daerah di Libya, bahkan pengikut tasawuf dari luar libya.

Pada hari kedua hari raya (2 Syawal) merupakan hari peringatan Al-Asmari sehungga para tarekat sufi membuat kemah-kemah di sekitar masjid dengan memberikan makanan dan minuman terutama teh khas Libya kepada para pengunjung. Setiap tarekat sufi mendendangkan pujian kepada Nabi Muhammaad saw dengan diringi pawai dan iring-iringan bendera dan group epanjang jalan menuju makam dan masjid. Bahkan mereka melanjutkan pawai tersebut ke dalam masjid dn meneruskan madah (pjian) epada Nabi saw. Saya menikmati semua dengan mengambil gambar dan photo semua kegiatan dan prosesi. Bahkan saya sempat ziarah ke makam wali tersebut.

Setelah seelsai kami di tempat tersebut, kami selanjutnya bersama rombongan diajak ke zawiyah sufi, syeikh Miftah abdullah bin Masudah, seorang tokoh sufi, doktor lulusan Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir. Menuju ke zawiyah tersebut kami ikut rombongan tarekat Al-Isawiyah, pimpinanan syeikh Syarif dari tarhunah. Kami termasuk rombongan yang datang paling awal. Setelah itu datang rombongan-rombongan lain sehingga zawiyah tersebut dipenuhi oleh jamaah. Kami pun dijamu makan siang hidangan makaroni dengan daging.

Dalam situasi tersebut, Syeikh Dr. Miftah memberikan taushiah kepada khalayak pengunjung. Diantara isi tausiyah tersebut beliau mengingatkan bahwa umat saat ini kurang mengetahui siapa nabi Muhammad saw. Kita hanya tahu Nabi muhamma ditu hanya dari silsilahnya saja, seperti Muhammad bin abdullah bin abd. Muttalib dst, begitu juga dari pihak ibunya. Beliau mengatakan bahwa umat islam, fikih itu ok, ibadah, ok, yang lain-lain ok. Tapi tentang siapa sebenarnya nabi mereka, gak tahu.

SIDI ABD. SALAM AL-ASMARI, SANG LAMPION PENYIHIR LARON

SIDI ABD. SALAM AL-ASMAR, SANG LAMPION PENYIHIR LARON

Zletin. Sebuah kota kecil di pinggir pantai utara Libya. Kira-kira 200 km dari Tripoli ke sebelah Timur. Membelah padang pasir dan pohon tin. Di tengah kota Zletin, bersemayam makam Sufi besar keturunan Rasulullah saw. Sidi Abdul Salam al-Asmar terbaring di tengah masjid dan pesantren tertua di Zletin. Makam tersebut menjadi lentera dan obor pada hari kedua Idul Fitri. 2 Syawal setiap tahun Zletin dikerumuni laron-laron dari berbagai penjuru Libya dan sekitarnya.

Syeikh Syarif, pimpinan zawiyah (khanqah sufi) Uqbah bin Nafi. Ia berasal dari Tarhunah. Sebuah kota kecil dan terpencil. Namun hidup dengan madah dan pujian kepada baginda Nabi Muhammad saw. Sebuah tarian aroma sufistik didendangkan. Mendengar alunan musik dan irama, seolah kita dibawa ke alam lain. Alam spritual. Alam yang beda dengan yang selama ini kita geluti. Alam duniawi yang fana. Sebuah magnit yang kuat menarik kerinduan kalbu pada perjanjian promordial. Syahdu. Sendu dan mengalu. Wahai... aduhai wahai... alangkah indahnya hidup dalam aroma sufiyah. Bersih. Jernih. Suci. Tidak ada kezaliman. Tidak ada perbedaan. Tidak ada pangkat. Semua saling berpelukan dan saling meminta maaf sambil saling mendoakan dan mengucapkan shalawat kepada baginda Rasul. Allah... subahanallah... nuansa profetik hadir di tengah kita yang mengalami dan memahaminya.

Pesan Dr. Miftah Abdullah bin Masudah, Sekjen Tarekat Sufiyah Libya, seorang alim dan pakar tafsir esoterik Al-Aqur’an. Menafsirkan satu ayat seolah lautan sedang berada di depan kita. Gelombang samudera mendera pemahaman yang begitu luas dari firman Tuhan. Kita merasa betapa dangkal dan naifnya di hadapan sang mufasir ulung. Doktor jebolan Fakultas Ushuluddin, Universitas Al-Azhar tersebut mengingatkan umat Islam saat ini sudah melupakan Nabi Muhammad saw. Kita, umat Islam, jelas beliau, fikih kita bagus, akidah baik, tapi kita tidak tahu mengenal siapa sesungghnya Nabi Muhammad saw. Rasulullah itu siapa? Pada posisi apa beliau kita sandingkan?? Kita hanya mengenal Rasul lewat silsilah saja. Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Bad Manaf dst. Hanya itu. Tidak lebih tidak kurang.

Beliau mengingatkan bahwa para sufi yang menyadarkan kita akan kecintaan kepada baginda Rasul. Tanpa sufi, Rasulullah terabikan. Dan seseorang yang mengenal dalam arti sebenarnya siapa itu Rasulullah saw, pasti dia tidak akan pernah menjadi ekstrimis. Begitu pesan yang disampaikan sheikh Dr. Miftah Abdullah bin Masudah. Banyak lagi pesan yang beliau sampaikan. Insya Allah bersambung...

Senin, 06 Oktober 2008

WANITA IRAN LEBIH MEMILIH PRIA LEBIH MUDA


Perkawinan wanita Iran dengan pria yang usianya lebih muda menjadi fenomena baru di Iran. Menurut data yang dilansir oleh Badan Statistik Iran baru-baru ini, menunjukkan bahwa perbedaan usia tersebut bisa mencapai antara setahun hingga 5 tahun, dengan catatan adanya 1043 pasangan pengantin wanita lebih tua dari pria, antara 10 hingga 20 tahun. Dalam waktu 3 bulan tahun (2008) pusat Statistik mencatat 132 perkawinan dimana usia wanita lebih tua 20 tahun dari pasangannya.

Fenomena ini dianggap fenoena baru di Iran. Bisa jadi hal dipicu oleh masalah ekonomi. Menurut Husain TZ, pakar urusan sosial di Pemda Tehran mengatakan bahwa fenoena tidak lazim di Iran, walaupun para agamawan menyandarkan pandangannya pada perkawinan nabi dengan Khadijah. Dia berpendapat bahwa penyebabnya adalah masalah ekonomi dan persoalan seksual ketika seorang pemuda berkenalan dengan wanita lebih tua atau janda yang mempunyai kedudukan ekonomi bagus maka mereka menerimanya sebagai istri. Juga terdapat wanita yang kaya raya yang tidak mendapatkan kebahagiaan pada pasangan suaminya, setelah bercerai ia mencari pasangan muda yang lebih kuat, macho, muda dan siap untuk menikahi janda kaya.

Nahid J dari kota Ishfahan berkenalan dengan pemuda yang lebih muda 4 tahun dari usianya. Ayahku memang setuju tapi ibuku tidak bisa menerimanya karena perbedaan usia tersebut. Karena suami yang lebih tidak menjamin kelanggengan perkawinan. Biasanya wanita lebih cepat tua ketimbang laki-laki. Menurut Husam, mahasiswa di Tehran mengatakan bahwa hal tersebut merupakan kebangkitan kesadaran wanita iran yang bukan lagi anak kecil. Dia bagai kepala rumah yang bertanggungjawab sehingga memilih pasangan yang cocok dengan pribadinya.

Pengalaman Fariba (35 tahun) yang lama tinggal di Jerman, ketika balik ke Tehran untuk mencari pasangan yang cocok sangat sulit usia yang cock dengan saya diaman banyak seusia yang telah mati di medan perang. Oleh karena itu kita harus jujur melihat fenomena ini. Terlepas dari sebab apa, yang penting bahwa perkawinan perbedaan usia ini sebagai tandingan dari perkawinan tradisional pada masyarakat Iran.

(Al-Arab, london, 24 September 2008).