Selasa, 29 September 2009

CERAMAH TTG "PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA" DI KBRI TRIPOLI

CERAMAH “PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA” DI KBRI TRIPOLI

KBRI Tripoli Libya pada hari Jum’at, 25 September 2009 menyeleggarakan ceramah tentang “Perkembangan Islam di Indonesia” yang disampaikan oleh Dr. Ahsin Muhammad Sakho, Rektor Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta didampingi oleh H. Nasruddin Latief, Lc,. M.A. dan Dubes RI untuk Libya Drs. Sanusi. Dr. Ahsin datang ke Tripoli atas undangan pemerintah Libya sebagai anggota Dewan Juri MTQ Internasional Al-Fateh ke-6 yang diselenggarakan dari tgl. 23-29 September (Al-Fateh) 2009. Sebelumnya pihak KBRI Tripoli meminta beliau sebagai khatib dan imam shalat Jum’at di Mushalla KBRI Tripoli.

Ceramah yang bertempat di basement gedung KBRI Tripoli dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Libya Bapak dan Ibu Sanusi, staf KBRI, masyarakat Indonesia dan para professional Indonesia yang bekerja di perusahaan perminyakan asing yang mengerjakan proyek eksplorasi dan produksi di Libya serta para mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Kulliyah Dakwah Islamiyah (KDI) Tripoli.

Dalam ceramah tersebut Kang Ahsin (biasa saya menyapanya demikian, karena kawan lama sejak di Arab Saudi) membeberkan mengenai peranan Islam melalui gerakan organisasi Islam, kegiatan dan aktifitas ubudiyah Islamiyah seperti gerakan zakat, wakaf, juga gerakan pemikiran dan intelektual, serta gerakan pendidikan Islam dsb. Bahkan beliau menginformasikan bahwa Departemen Agama RI saat ini memberikan beasiswa kepada para mahasiswa berprestasi yang memegang ijazah S1 untuk melanjutkan jenjang studi post graduate (S2 dan S3) bagi mereka. Bahkan beliau menyarankan untuk mengambil kesempatan tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung yaitu masuk PNS terlebh dahulu. Beliau juga berpesan agar menguasai bahasa asing, minimal dua bahasa, yaitu bahasa Arab dab bahasa Inggris. Bahasa Arab sebagai bahasa inti studi keislaman mutlak perlu karena tanpa kemampuan penguasaan bahasa tersebut tidak dapat menyelami kedalaman studi keislaman secara baik dan efektif. Sedangkan penguasaan bahasa Inggris, sebagai bahasa terbanyak dipakai di dunia, akan memudahkan mentransfer pengetehuan kepada public internasional. Beliau mengutip pesan (alm) Cak Nur, mantan Rektor Universitas Paramadina Jakarta bahwa kelemahan bangsa Indonesia tidak dapat menulis dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris sehingga pemikiran dan gagasan mereka tidak dapat diakses oleh pembaca asing. Padahal pemikiran dan gagasan para tokoh Muslim Indonesia tidak kalah berilian dengan para pemikir dari negara lain termasuk dari Timur Tengah.

Kang Ahsin adalah Doktor lulusan Universitas Islam Madinah Munawwarah, Arab Saudi mulai dari S1, S2 dan S3. Disamping itu beliau adalah seorang hafiz (penghafal) Al-Qur’an yang sejak mahasiswa sudah sering dikirim ke berbagai negara, termasuk Suriname di Amerika Latin sebagai imam selama bulan Suci Ramadhan. Kembali ke tanah air beliau mengabdikan diri di dunia akademis di IIQ Jakarta dan sebagai tenaga pengajar di berbagai perguruan tinggi antara lain Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) dan Universitas Paramadina. Beliau sering diundang sebagai dewan juri pada berbagai MTQ internasional dari berbagai negara penyelenggara seperti Arab Saudi, Iran, Jordania, Tunisia, Al-Jazair, Sudan, dsb.

Pada MTQ Internasional Al-Fateh ke-6 ini Indonesia mengutus dua orang peserta yaitu Sdr. Dede Syamsuddin sebagai pembaca Al-Qur’an mujawwad (lagu) dan Sdr. Moh. Abdullah Salam sebagai hafiz (penghafal 30 juz) dan didampingi oleh H. Fakhruddin, Lc. dari Depag Pusat. Sebelumnya pemerintah Libya juga mengundang delegasi Indonesia pada MTQ iternasional wanita yang diselenggarakan oleh Watassimu Charity Association pimpinan Dr. Aisha Muammar Gaddafi, putri pemimpin Libya Kol. Muammar Gaddafi yang setiap tahun menyelenggarakan MTQ khusus wanita pada setiap bulan Ramadhan. Pada tahun 2009 ini Indonesia mengirim delegasi peserta hafizhah (penghafal) 30 juz yaitu Sdri Yayat Syukrianti dan didampingi oleh Dra. H. Euis Sri Mulyani, M.Pd dari Depag.Alhamdulillah dalam MTQ Al-Fateh ini Sdr. Dede Syamsuddi berhasil meraih juara ke-4 dan merebut hadiah sebesar LD 8000 (USD 6400). Sedangkan juara pertama diraih peserta dari Iran, Muhammad Gulam Bageri (hadiah LD 25000, USD 20.000), juara k-2 diraih peserta dari Maroko, Ahmed Mohamed Khalidi, degan hadiah sebesar LD 20.000, USD 16.000), juara ke-3 diraih oleh peserta dari Mesir Sabir Ahmed Salah Sabir dengan hadiah sebesar LD. 15.000, USD 12.000). Sebenarnya Sdr. Dede menjadi bintang dengan suara dan lagu yang sagat nerdu sehigga gema 'Allaaaah' terdengar di ruang lomba tersebut. Cuma dia dua kali keselek pada awal bacaan. Andaikan tidak ‘keselek’ bisa jadi menjadi juara pertama. Sedangkan juara ke-3 dari Mesir yang tampil sesudah Dede, bacaan (lagunya) biasa saja cuma tidak ada yang salah.

Sedangkan dari kategari hafalan, Sdr. Moh. Abdullah Salam tidak meraih juara. Juara pertama diraih oleh peserta dari tuan rumah Libya, Abd. hameed Abdullah Guwel dengan hadiah sebesar LD. 85.000 (USD. 68.000), juara ke-2 diraih peserta dari Kuwait Khalid Jasim Alitani dengan hadiah sebesar LD. 60.000, (USD 48.000), sedangkan juara ke-3 diraih peserta dari Mesir Usamah Sayed Muhamed dengan hadiah sebesar LD. LD 40.000 (USD 32.000), dan juara ke-4 diraih peserta dari tunisia Kamal Thayeb Saleh dengan hadiah sebesar LD. 20.000 (USD. 16.000) dan juara ke-5 diraih peserta dari Yaman Abdullah Muhamed Al-jadi dengan hadiah sebesar LD 10.000 (USD 8000).

Pada tgl. 30 September 2009 Dr. Ahsin Muhammad diterima oleh Sekjen World Islamic Call Society (WICS) Dr. Mohamed Ahmed Sherif. Dalam kujungan yang ditemani oleh Dubes RI untuk Libya Drs. Sanusi dan H. nasruddin Latief tersebut, Dr. Sherif ditemani oleh Direktur Keuangan WICS dan Penaggungjawab Pembangunan Gaddafi Islamic Center Sentul Sheikh Mahmoud Reeh dan Rektor Kulliyah dakwah Islamiyah Dr. Mohamed Fathullah Zayyadi dan staff WICS lainnya membeicarakan mengenai kerjasama di bidang keislaman antara kedua negarad an lembaga-lembaga keislaman di Indonesia. Pihak WICS juga menjelaskan bahwa pihakya sedang membangun di lokasi GIC tersebut cabang Kuliyyah Dakwah Islamiyah di Indonesia. Dr. Ahsin juga menjelaskan agar adanya kerjasama antara KDI da WICS dengan IIQ.

KBRI Tripoli pada bulan Ramadhan tahun ini setiap jum’at (hari libur resmi di Libya) meyelenggarakan seminar dan diskusi mingguan sekaligus buka puasa bersama dengan masyarakat Indonesia di Tripoli dan Libya. Pada jum’at tgl. 28 Agustus 2009 mengadakan seminar dengan mengambil topik “TIDAK ADA DUSTA DI ANTARA KITA: sebagai salah satu kunci pembentukan rumah tangga”, dengan nara sumber Ust. H. Nasruddin Latief, Lc., M.A. dan Sdr. Adi Hidayat, Lc, mahasiswa KDI. Pada jum’at tgl. 4 September 2009, seminar dengan tema “PENYALAHGUNAAN POLIGAMI DALAM MASYARAKAT” dengan nara sumber yang sama yaitu Ust. H. Nasruddin Latief, Lc., M.A. dan Sdr. Adi Hidayat, Lc., dan pada jum’at 11 September 2009 seminar mengenai “EKONOMI KERAKYATAAN DAN PEMBERDAYAAN ZAKAT DALAM ISLAM” dengan nara sumber Bapak Temu Alam, SE, Kepala Fungsi Politik dan Ekonomi, KBRI Tripoli dan Sdr. Ahmad Bani Hasyim, Lc, mahasiswa KDI Tripoli. Sedianya pada jum’at 18 September 2009 menampilkan Sdri Aminah Abdul Muhith, Lc, yang akan berbicara mengenai “Fiqul Mar’ah: (Fiqih Wanita) Menjadi Modern, Sebuah Sudut Pandang” dan didampingi oleh Ust. H. nasruddin Latief, tapi berhubung esoknya hari raya Idul Fitri 1430 sehingga ditiadakan.

KBRI Tripoli mempunyai tradisi (sunnah) yang baik dengan mengadakan shalat jum’at bersama masyarakat dan mahasiswa di Mushalla KBRI Tripoli dengan memberikan jamuan makan siang kepada masyarakat Indonesia (dan masakan/ menu Indonesia tentunya) dengan sponsor bapak-bapak dan ibu-ibu masyarakat dan staf KBRI secara bergilir. Semoga perjuangan mereka memberikan kesegaran dan kerinduan masakan Indonesia kepada umat sebagai amal ibdah di sisi Allah swt dan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Amin.

Tidak ada komentar: