Hari ini, 9 Juli saya mendapat informasi bahwa tahun ini KBRI Kairo, sesuai dengan edaran KJRI Jeddah soal Temus 2008, hanya memberikan kepada mahasiswa S2 dan S3. Memang tahun sebelumnya terdapat temus dari mahasiswa S1. Pihak KBRI Kairo meminta ke pihak Pelaksana Haji Jeddah memberikan jatah juga kepada mahasiswa S1, tapi ditolak. (Saya akan klarifikasi ke kawan di Kairo). Setelah diklarifikasi ternyata berita tersebut benar, dan banyak juga mahasiswa yang melakukan chatting kepada beberapa kawan di Cairo.
Bila informasi ini betul, jadi apa yang dilakukan oleh KBRI Tripoli terhadap pelaksaan Temus Haji 2008 sudah betul dan sesuai dengan aturan. Bila ada surat dari KKMI yang memutuskan hubungan silaturahmi, - yang sebetulnya isinya tidak ada hubungan dengan substansi yang yang dipersoalka - jadi fitnah, dan fitnah kita semua tahu lebih kejam dari dari pembunuhan, seperti kata Al-Qur'an. Jadi, secara admiistrasi harus direciprocal secara surat. Tidak cukup hanya dengan mengatakan bahwa masalah itu sudah selesai seperti yang dikemukakan oleh salah seorang pengurus KKMI. Karena bila tidak diklarifikasi dengan surat, hal itu akan menjadi pembohogan sejarah. Bila suatu saat nanti ada yang meneliti mengenai peran KKMI Libya terhadap ... anu... dan surat itu menjadi pegangan dan dokumen otentik, padahal oleh pihak yang menandatangani tidak lagi berlaku isinya... apalah jadinya. Apa kata dunia....?
Apa yang terjadi mungkin bisa ditarik ke belakang pada persoalan yang panjang, yang saya sendiri -Wallahu A'lam- tidak tahu, karena sya bru bergabung beberapa bulan di Tripoli. Tapi memang harus dilakukan pembinaan internal maupun eksternal, sehingga tidak ada yang merasa di'kucilkan' dan sebagian lagi di'manjakan'. Kalau mau pakai istilah politiknya mah... jangan pakai politik belah bambu; satu diinjak dan satu lagi diangkat..
Dan persoalan ini harus dilihat dengan arif.... masing-masing pihak berjiwa besar...
Selasa, 08 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar