Minggu, 30 November 2008

SAIFUL ISLAM GADDAFI DIMINTA UNTUK TERUS BERPOLITIK

Para demontran yang terdiri dari para pemuda Libya meminta kepada Dr. Ir. Saiful Islam Muammar Gaddafi, putra Pemimpin Libya dan Leader Revolusi Al-Fateh al-Azhim, Kol. Muammar Gaddafi di medan Syuhada (bunderan HI-nya Tripoli), Tripoli untuk mengurungkan niatnya mengundurkan diri dar perpolitikan Libya dan meneruskan program ‘Demi Untuk Libya Esok’ ( Min ajli Libya al-Ghad) dan melaksanakan program yang sudah dicanangkan yang akan menjadikan Libya sebagai salah satu negara maju. Mereka mengatakan bahwa Seif lebih dekat secara pemikiran, budaya dan perhatian public pada komitmen sesuai apa yang dicita-citakan oleh Pemimpin Revolusi Libya demi untuk masa depan Libya.

Para pendemo menuntut kepada Seif untuk terus melakukan proyeknya dalam pembinaan dan pembangunan mengikat persatuan Jamahiriya dan kemajuan informasi dan lingkungan dalam kerangka yang sudah dimulai sebagaimana ditulis dalam buku ‘Libya dan abad 21’.

Para pemuda dari berbagai kota seperti Benghazi, Subrata, Misurata menuntut tokoh reformasi dan kemajuan Libya tersebut untuk mengurungkan niatnya berhenti dari politik libya dan mereka meminta kepada Pemimpin Revolusi Al-Fateh, Kol. Muammar Gaddafi untuk interensi dan meminta putranya tersebut untuk mengurungkan niatnya sambil mendukung dan mendorong kelangsung proyek nasional yang ambisionis sebagaimana mereka juga menuntut keteguhan mereka memegang teguh system kekuasaan rakyat dan tidak akan meninggalkannya.

Perlu diketahui bahwa seif telah memutuskan untuk mundur dari politik setelah menyampaikan pidatonya di depan pemuda Libya di sebha, Libya Selatan pada tgl. 20 september 2008 lalu dalam rangka Konferensi ke-3 Pemuda Libya.

Koran Al-Arab, Int. London, 20 Nopember 2008

KEKERASAN SEKTARIAN MENGANCAM KEAMANAN NASIONAL MESIR


Kekerasan yang bernuansa sektarian kembali merebak di Mesir. Pe
ristiwa yang terjadi di Cairo Timur baru-baru ini merefleksikan pecahnya kedamaian dan tolernsi antara kristen Koptik dengan Islam. Pada peristiwa tersebut para saksi mata mengatakan bahwa ribuan kaum Muslim mengepung salah sebuah bangunan di Cairo Timur setelah umat kristen koptik melakukan kebaktian tanpa memperoleh izin dari penguasa setempat untuk membangun gereja. Para pengunjuk rasa memblokir jalan dan mengancam akan menghancurkan bangunan gereja. Walaupun adanya intervensi pihak keamanan anti huru hara kekerasan tetap terjadi dengan pelemparan batu terhadap kendaraan yang lalu lalang dan juga dari beranda rumah-rumah yang berdekatan yang menyebabkan beberapa orang cedera.

Hal ini terjadi bukan untuk pertama kali di Mesir. Pada tahun 70an juga terjadi bentrokan antara pemeluk kristen Koptik dengan umat Islam di Cairo timur ketika sebuah gereja di daerah tersebut dibakar massa. Penguasa pada saat itu mengatakan bahwa persoalan tersebut merupakan persoalan politik dan harus diselesaikan secara politik. Kemudian pemerintah mebentuk team pencari fakta yang menyiapkan laporan mengenai masalah kristen Koptik. Tapi tidak sempat dibicarakan dan diambil tindakan laporan tersebut. Sejak saat itu, konflik sara agama antara kedua pemeluk agama tersebut terus berlanjut.

Para pengamat mengatakan bahwa peristiwa sara tersebut hanya memancing di air keruh, karena sebenrnya persoalan kerusuhan sara tersebut merupakan muadalah yang terselubung di masyarakat Mesir. Buktinya adalah ketegangan yang emuncak diantara kedua eklompok tersebut akhir-akhir ini. Peristiwa ini mengancam kedamaian dan stablitas keamanan dalam negeri mesir. Yang menambah persoalan semakin rucam adalah bahwa kekerasan sara ini tidak berpusat (la markaziyah) dan memukul berbagai pihak. Pada tahun 2003 dalam kerusuhan antara kedua kelompok tersebut menewaskan 8 orang yang terjadi di desa Al-kasyah, kl 440 km dari Cairo. Kota iskandariyah juga terkena kerusuhan pada bulan Oktober tahun yang sama akibat pementasan masrahiyah yang menyebabkan protes dari kaum muslim di Gereja Mary Gerges. Dalam peristiwa ini 3 orang meninggal dunia dan puluhan orang lagi mengalami cedera. Pada April tahun 2006 juga di Iskandariyah terjadi peristiwa yang sama dengan penyerangan beberapa gereja di kota tersebut. Pada bulan juni tahun yang sama juga terjadi kerusuhan di daerah padang pasir yang menyebabkan satu orang muslim meinggal dan 4 orang kristen, dua diantaranya pendeta yang disebabkan konflik masalah tanah di dekat gereja.

Pada awal bulan ini, keamanan Mesir dengan menggunakan gas air mata menghentikan kerusuhan antara kedua kelompok agama tersebut di Propoinsi Al-manya gara-gara jenazah orng Islam lewat di kampung kristen koptik. Dalam peristiwa ini polisi menahan 40 orang dari kedua belah pihak.

Perang antara kedua pemeluk agama tersebut tidak berhenti hingga disitu, mereka juga melakukan perang jumlah penduduk. Menurut catatan pemerintah, jumlah pemeluk Kristen Koptik antara 6 -8 % dari total penduduk Mesir yang berjumlah 80juta jiwa. Akan tetapi Paus Sonodah III menyatakan bahwa jumlah penduduk Kristen koptik di Mesir sebanyak 12 juta jiwa berdasarkan gembala yang dilakukan oleh Gereja Koptik.

Kapankah berakhir konflik sara tersebut??

Al-Arab, 25 Nopember 2008-11-28

MAHMOUD ABBAS MEMIMPIN NEGARA YANG DIPERINTAH ISRAEL

MAHMOUD ABBAS MEMIMPIN NEGARA YANG DIPERINTAH ISRAEL.

Demikian head line Koran int. Al-Arab, tgl. 25 Nopember 2008 yang menggambarkan mengenai tarik menarik antara Penguasa Palestina dengan Hamas, dimana Hamas mengumumkan penolakan mereka langkah yang diambiloleh Komite Pusat PLO dengan memilih Ketua Penguasa Nasional Mahmoud Abbas sebagai Preseiden Palestina. Merek menandaskan bahwa langkah tersebut merupakan ‘hilah’ politik.

Langkah tersebut berbarengan dengan persiapan dialog nasional antara Gerakan Fatah dan Hamas dengan supervisor Mesir mencapai jalan buntu, bahkan bisa jadi akan terjadi konflik baru antara kedua faksi Palestina tersebut. Pihak Komite Pusat PLO mengajukan hari minggu lalu (24/11/2008) Mahmoud Abbas sebagai presiden Palestina, dimana jabatan tersebut hanya sebaagi simbol belaka sejak zama yasir Arafat yang menjabat sejak tahun 1989, dan sejak kematiannya yang diracun pada tahun 2004 jbatan tersebut kosong dan berada di luar lingkaran konflik sampai hari kemarin (24/11/2008). Kelompok Hamas menikam dalam keputusan Dewan dan mengatakan bahwa kekuasan pemilihan presiden adalah hak rakyat Palestina, sambil mengatakan bahwa Abbas yang masa kepemimpinannya berakhir pada Januari 2009 bukan haknya menentukan pemilu sebagaimana juga dia tidak berhak memperpanjang masa kekuasaan pemilihannya. Di lain pihak, Abbas juga mengancam dengan menetukan waktu pemilu dini secara legal dan juga kepemimpinan palestina apabila dialog nasional enemui jalan buntu. Saleh Ra’fat, anggota PLO memperkirakan langkah akan membawa konflik semakin tajam dan menandaskan bahwa apbila tidak tercapai dialog nasional maka pemilu akan dilaksanakan awal tahun depan. Akan tetapi menurut para pengamat palestina menyatakan pendpat mereka bahwa Abbas tidak pada tempatnya melasanakan ancamannya dengan melaksanakan pemilu dini pada saat tidak adanya consensus nasional dan memisahkan keputusan antara Gaza dan Ramallah. Mereka menilai bahwa ijraat tersebut sebagai jalan untuk menekan Hamas mengakui atau tanazul dari kekehannya guna menyelamatkan dialog nasional yang terancam gagal dengan tadaiyat buruk di pentas Palestina.

Dalam pertemuan hari minggu (24/11/08) dengan anggota PLO di kota Ramallah Abbas mengancam dengan melakukan pemilu dini apabila gagal usaha-usaha damai antara Fatah dengan Hamas. Hamas mengatakan bahwa masa konstitusi kekuasan Abbas berakhir pada awal tahun 2009 (tgl 9 Januari) mengacu pada Undang-Undang Palestina bahwa masa kepemimpinan Ketua Sultah Palestina selama 4 tahun. Tapi sebaliknya Fatah mengatakan bahwa kekuasaan presiden Abbas berakhir bersamaan dengan masa Dewan syura sekarang sesuai dengan bunyi Undang-Undang Pemilu Palestina, disamping itu bahwa masa kepemimpinan Abbas dengan wafatnya Yaser Arafat adalah masa transisi. Abbas sebelumnya menyatakan bahwa dirinya tetap pada posisi presiden setahun lagi sampai berakhirnya masa Dewan Syura yang dikuasai oleh mayoritas Hamas.

Para pengamat memperkirakan bahwa dengan tidak adanya solusi kedua belah pihak akan membawa bangsa Palestina menjadi terbelah dan menjadi dua kekuasaan yang saling bertengkar di Gaza dan Ramalah sebagai dua pihak yang tidak sah yang bertujuan hanya perang media dan progandan saling klaim, dan akhirnya rakyat palestina yang membayar dengan penderitaan panjang dan ancaman Negara tetangga Israel yang terus menerus melakua ekspansi wilayah dan mencaplok tanah air palestina, disamping memukul perasaan umat Islam dan bangsa Arab yang selama peduli dengan persoalan Palestina.


(Al-Arab, London, Senin, 25 Nopember 2008).

Kamis, 20 November 2008

ALLAHYARHAMHA ABU SITI HAJAR


إن لله وإنا إليه راجعون ، يأيتها النفس المطمئة ارجعى إلى ربك راضية مرضية فادخلى فى عبادى وادخلى جنتى

OBITUARI:

ABU HJ. SITI HAJAR bt R.K.H. Moh. NASIR (70 tahun)

Telah meninggal dunia pada hari Senin, 27 Oktober 2008 / 27 Syawwal 1429 H, ibu mertua saya, Abu Hjh. Siti Hazar binti R.K.H. Moh. Nasir bin R.K.H. Mudatsir bin Syeikh Aunullah bin Ending Minnah Abdullah bin Ratu Babussaleh bin Ratu Muhamad ‘Adah bin Raden Arif bin Pangeran Sugiri bin Sultan Abdul Fattah bin Sultan Abul Ma’ali bin Sultan Abul Mufakhir Mahmuddin Abdul Qadir bin Sultan Maulana Nasruddin bin Maulana Yususf bin Sultan Hasanuddin bin Syarif Hidayatullah.

Abu, kami memanggilnya dalam keluarga merupakan panutan dalam kehidupan dan ibadah. Dalam beribadah, beliau tidak pernah lepas salat tahajud dan dhuha. Bahkan setahu saya, tidak akan berangkat kemana saja sebelum melakukan salat dhuha dsb. Dalam salat beliau lama dan khusyu’. Memang selama bulan Ramadhan selagi saya masih di Jakarta, bila berbuka puasa di rumah Abu, beliau selalu mengajak salat taraweh di rumah dan saya diminta menjadi imam. Untuk mengimbangi beliau saya selalu memanjangkan gerakan salat. Taraweh bulan Ramadhan 2007 beliaiu sudah mulai salat duduk karena tidak kuat berdiri, terutama dalam salat sunah. Tapi Ramadhan 2008 saya sudah berada di Tripoli. Allahyarhamha Abu.

Sebagai seorang ibu beliau menjadi qudwah. Sikap beliau kepada semua menantu juga mencerminkan ketulusan hati beliau, walaupun termasuk kepada menantu yang pada awalnya beliau tidak restui. Biasa, dalam keluarga ada saja hal itu terjadi, juga terjadi pada keluarga Abu. Walau pada awalnya beliau mengingkari tapi dalam perlakuan hak beliau tidak membedakan, wallahu a’lam dalam perasaan beliau. Memang beliau selalu bercerita melalui pesan almarhum embah K.H. Raden Moh. Nasir, ayah beliau pesan-pesan kearifan. Misalnya dalam soal harta warisan, embah Nasir berpesan dengan bahasanya, ‘Ti, (maksudnya Siti Hajar), kalau soal warisan. Jangan serakah. Yang kebagian banyak jangan tertawa, dan yang kebagian sedikit pun jangan menangis. Yang penting berkah. Saya selalu memegang cerita embah yang disampaikan abu tersebut dalam hidup saya. Bahkan dalam soal jatah rumah (semua anak menantu Abu diberikan jatah rumah) saya manut dan turut saja, yang bagaimana dan dimana terserah beliau. Saya bilang kepada istri saya terima saja apa adanya. Jangan protes sana sini, yang penting berkah. Memang saya satu-satunya menantu beliau yang paling mandiri, karena setelah menikah saya bersama istri tinggal di Jeddah karena bekerja di KJRI Urusan Haji, dan juga ketika saya kembali ke Jakarta saya sudah bisa membeli rumah walau sederhana dan saya merenopasi dengan uang saya sendiri. Baru akhirya, memang diberikan jatah istri rumah yang saat ini saya tempati setelah rumah saya mengalami banjir bandang Jakarta tahun 2002. Artinya setelah 10 tahun saya menikah baru diberikan jatah. Memang berbeda dengan anak-menantu yang lain, yang semuanya mendapat jatah rumah tidak lama setelah menikah. Hal ini saya selalu mengingatkan istri saya kisah embah Nasir tadi, yang penting berkah, dan ternyata terbukti...alhamdulillah semoga keberkahan selalu menyertai kami.

Sebagai seorang ibu, beliau juga sangat mengayomi dan penuh dedikasi terhadap anak-menantu. Banyak hal yang kami dapat pelajaran dari kehidupan Abu, antara lain, beliau sangat sabar dalam menghadapi dalam menghadapi persoalan, tasamuh, tenggang rasa, kasih sayang, dsb.


KESAKSIAN KEPONAKAN

Abdul Aziz bin H. Ridwan, sang keponakan, putra bungsu kakak beliau, Hj. Khadijah Nasir, malam Jum’at sebelum beiau meninggal (23/24 Oktober 2008) mimpi mengenai keadaan Abu. Dalam mimpi tersebut beliau berada di suatu tempat yang indah dan menyenagkan bersama para embah dan leluhur yang sudah meninggal. Beliau dilayani oleh pelayan jamuan makan. Pokoknya serba indah dan menyenangkan. Mimpi tersebut tidak diberitahukan kepada keluarga kami kecuali setelah Abu meninggal.

Pada pagi hari Sabtunya (25 Oktober 2008) kakaknya, Hj. Khadijah dan putrinya, Hasunah datang memeluk Abu dan minta didoain dan dimaafin. Mereka tahu melalui mimpi putranya Abdul Aziz tadi.

Saya dapat berita ini dari istri saya setelah saya berada di Tripoli lagi, dan saya ingatkan agar kisah tersebut ditulis sebagai warisan dan bahan pelajaran dari Abu dan embah mereka.